Lembaga Eijkman Tak Temukan Varian Baru Virus Covid-19 di Indonesia
Satgas Penanganan Covid-19 membantah bahwa tingginya kasus positif Covid-19 belakangan, disebabkan munculnya varian baru virus
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Satgas Penanganan Covid-19 membantah bahwa tingginya kasus positif Covid-19 belakangan, disebabkan munculnya varian baru virus Sars-Cov2 seperti yang muncul di Inggris.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, mengatakan, dari hasil pelacakan genum Sequencing oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman jumlah whole genum sequencing yang telah dikumpulkan kepada GISIAID atau bank data influenza di dunia sebanyak 244, tidak ditemukan mutasi B117 sampai saat ini.
"Tak ada mutasinya sampai saat ini. Namun, jenis mutasinya sudah banyak ditemukan ialah berjenis D614G ," tegas Wiku memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Gedung BNPB, Kamis (21/1/2021).
Baca juga: Jerman Akan Lebih Perbanyak Pengujian Covid-19 untuk Tangani Varian Baru Virus Corona
Baca juga: Cegah Penyebaran Varian Baru Virus Corona, Inggris Tutup Semua Pintu Masuk Mulai 18 Januari 2021
Baca juga: Varian Terbaru Covid-19 Ditemukan di Jepang, Terdeteksi pada 4 Pendatang dari Brazil
Oleh karena itu, untuk menekan peluang adanya mutasi virus Sars-Cov2 yang masuk, harus dilakukan menekan replikasi atau infeksi virus dengan menghambat laju penularan.
"Caranya dengan ketat menerapkan disiplin protokol kesehatan bagi masyarakat. Sehingga tidak ada ruang bagi virus untuk mereplikasi dirinya," jelas dia.
Wiku mengingatkan masyarakat jangan pernah lengah dalam menerapkan protokol kesehatan, utamanya 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan.
"Dharapkan jangan sampai masyarakat menjadi korban terpaparnya kasus Covid-19," harapnya.
Masyarakat diminta untuk selalu berhati-hati dan waspada dimanapun berada. Karena kemunculan kasus positif bukan sekedar angka, namun sudah bermunculan dilingkungan terdekat dari masyarakat itu sendiri.
"Jika kita lengah menjalankan disiplin provtokol kesehatan, maka cepat atau lambat kita sendirilah yang akan menjadi bagian dari angka penambahan kasus positif maupun berada di ruang perawatan Covid-19," pesan Wiku.