Rencana Jakarta Lockdown di Akhir Pekan: Para Politisi yang Mengusulkan, Pelaku Usaha Menjerit
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI mulai mengkaji opsi lockdown pada akhir pekan di Ibu Kota demi menekan penyebaran Covid-19.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI mulai mengkaji opsi lockdown pada akhir pekan di Ibu Kota demi menekan penyebaran Covid-19.
Demikian hal ini disampaikan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria. "Nanti tentu DKI Jakarta akan melakukan kajian analisa, nanti Pak Gubernur juga memimpin rapat-rapat internal apakah usulan dari DPR RI (untuk lockdown) dimungkinkan," ujarnya, baru-baru ini.
Baca juga: IDI: Jalan Terakhir PSBB Superketat, Mobilisasi Masyarakat Disetop
Pernyataan Ariza tersebut juga sebagai tanggapan atas kritik yang Presiden Joko Widodo sampaikan soal pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang tidak efektif menekan penyebaran Covid-19.
"Ya, yang disampaikan Pak Jokowi betul, memang ini belum efektif," ucap Ariza.
Pengakuan Ariza tersebut lantas mendapat respons berupa pro dan kontra dari berbagai kalangan. Berikut rangkumannya.
Baca juga: Jokowi Nilai PPKM Tak Efektif, IDI Sarankan Pemerintah Terapkan PSBB Ketat
Diusulkan dan didukung politisi
Ariza mengungkapkan, usulan lockdown itu berasal dari Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) yang berkaca pada kebijakan di Turki tentang lockdown di akhir pekan.
Usulan tersebut pun dipertimbangkan. Terlebih, lanjut Ariza, banyak warga Jakarta yang beraktivitas di luar rumah pada akhir pekan.
"Tidak hanya ke pasar, ke mal, tetapi juga ke tempat-tempat rekreasi, termasuk berkunjung ke sanak saudara, termasuk juga ke luar kota," katanya.
Dukungan pun mengalir dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dari Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN), Lukmanul Hakim.
Lukman menilai, lockdown akhir pekan perlu diterapkan lantaran angka kasus positif Covid-19 di Jakarta tampak kian sulit dikendalikan.
"Mohon diperhatikan, kemarin saja ada 3.567 kasus positif baru di DKI sehingga totalnya sudah lebih dari 280.000 kasus. Enggak akan selesai, kalau begini-begini saja. Harus ada terobosan," ujar Lukman seperti dilansir dari Antara, Kamis (4/2/2021).
Andai lockdown akhir pekan memang diterapkan, lanjut Lukman, masyarakat diimbau untuk tidak keluar rumah kecuali memiliki urusan mendesak.
"Pokoknya harus tegas. Selama Sabtu-Minggu, warga tidak boleh keluar rumah kecuai untuk urusan mendesak. Ini penting karena weekend memang periode yang paling tinggi mobilitas warganya," jelasnya.