Menkes Sebut Mutasi Virus Corona B117 Lebih Menular, Lebih Fatal atau Tidak? Vaksin Ampuh Mengatasi?
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, belum ada bukti mutasi virus corona B117 lebih fatal meski penularannya lebih cepat.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, belum ada bukti mutasi virus corona B117 lebih fatal meski penularannya lebih cepat.
Ia mengatakan, sampai saat ini penelitian terkait strain baru ini masih dilakukan peneliti.
"Yang bisa saya sampaikan bahwa varian itu sudah menyebar ke banyak negara, tidak membuat lebih fatal tapi penularannya lebih cepat," ujarnya saat menghadiri kegiatan di KPU RI, Jakarta, Selasa (2/3/2021).
Baca juga: Varian Baru Covid Muncul Tepat Setahun Pandemi, Ingat Tetap Jaga Protokol Kesehatan Jangan Kendor
Baca juga: Harga Vaksin Merah Putih Kemungkinan Dibanderol Rp 72 Ribu
Baca juga: Kemenkes Siapkan Vaksinasi Covid-19 Drive Thru untuk Pengendara Sepeda Motor
Ia melanjutkan, efektifitas vaksin yang beredar di Indonesia bahkan dunia masih mampu melawan mutasi virus corona baru ini.
"Sampai sekarang belum ada laporan ilmiah yang bilang bahwa vaksin yang ada tidak bisa melawan virus baru ini. Jadi data yang ada sekarang atau seluruh vaksin yang masuk listnya WHO masih bisa efektif tidak hanya satu jenis (virus)," terangnya.
Budi pun berpesan temuan mutasi ini makin menguatkan semua pihak terus displin dalam penerapan protokol kesehatan 3M.
"Dan yang perlu kita lakukan adalah memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Sudah terbukti jika kita displinnya lebih baik sambil menunggu vaksinasi akan setahun kita sudah lihat jumlah kasusnya menurun," pesan Budi
Sebelumnya, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Subandrio menyebut, dua kasus temuan mutasi Sars-Cov2 baru atau B117 yang masuk ke Indonesia merupakan kasus impor.
Kasus tersebut ujar Amin, ditemukan beberapa minggu lalu.
"Bahwa kasusnya itu sebenarnya kasus impor yang datang di Indonesia, dan datangnya bukan tadi malam. Datangnya beberapa minggu yang lalu. Karena berbagai prosedur akhirnya baru terdeteksi ada dua kasus," ujar Amin dalam diskusi virtual, Selasa (2/3/2021).