Risma Tangkapi Remaja 'Kongkow' Tanpa Taati Protokol Kesehatan di Jam 12 Malam
Risma mengaku terjun langsung menyisir wilayah Kota Pahlawan hingga tengah malam demi mengawasi berjalannya protokol kesehatan.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Sosial Tri Rismaharini bercerita betapa tegasnya dirinya dalam menerapkan protokol kesehatan saat masih menjabat sebagai Wali Kota Surabaya.
Risma mengaku terjun langsung menyisir wilayah Kota Pahlawan hingga tengah malam demi mengawasi berjalannya protokol kesehatan.
Bahkan, Risma mengaku tidak segan menangkapi pemuda yang masih berkumpul tanpa menjaga protokol kesehatan.
“Saya ingat saat jadi Wali Kota Surabaya teman-teman BNPB hafal, saya paling keras menangani pandemi ini. Mungkin tidak ada yang sekeras saya, karena saya jam 12 malam masih menangkapi anak-anak yang ada di beberapa tempat, yang mereka tidak menjaga protokol kesehatan," ujar Risma dalam Rakornas Penanggulangan Bencana di Kantor BNPB, Jakarta, Selasa (9/3/2021).
Para pemuda yang ditangkapnya, kata Risma, banyak yang marah kepadanya. Mereka tidak terima, karena merasa hanya melakukan kegiatan kumpul biasa.
Melalui pendekatan persuasif, Risma memberikan penjelasan bahaya jika para pemuda tetap berkumpul di masa pandemi Covid-19.
Risma menjelaskan bahwa mereka dapat menjadi penyebab penularan virus di keluarganya, jika masih berkerumun.
Baca juga: Mensos Risma: Peran Perempuan Semakin Kompleks di Era Pandemi Covid-19
"Kalau terjadi apa-apa terhadap orang tuamu kamu seperti apa, lalu aduh ‘iya maaf bu maaf maaf’,” ungkap Risma.
Langkah keras ini, menurut Risma, membuat Surabaya berhasil menurunkan angka penularan Covid-19. Padahal Surabaya sempat masuk zona hitam penyebaran Covid-19.
“Artinya sebetulnya saya bisa membuktikan bahwa Surabaya bisa turun drastis saat itu, dari yang katanya hitam, merah hitam, merah tua, kemudian berangsur bahkan sempat jadi kuning, saya tinggal sempat jadi kuning," pungkas Risma.