Lembaga Eijkman Sebut PCR Masih Akurat Deteksi Mutasi Corona
Kemunculan mutasi virus corona menimbulkan kekhawatiran pada pelaksanaan deteksi Covid-19 yang menggunakan tes PCR (polymerase chain reaction).
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Johnson Simanjuntak
![Lembaga Eijkman Sebut PCR Masih Akurat Deteksi Mutasi Corona](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/eijkman-prof-amin-soebandrio-nih3.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kemunculan mutasi virus corona menimbulkan kekhawatiran pada pelaksanaan deteksi Covid-19 yang menggunakan tes PCR (polymerase chain reaction).
Disampaikan dalam penelitian tingkat global bahwa mutasi virus corona baru ini membuat sensitivitas PCR menurun.
Diketahui, PCR ditetapkan sebagai gold standar pendeteksi Covid-19 karena memiliki sensitivitas yang tinggi.
"Karena perubahan di dalam gennya maka dikhawatirkan diagnosis molekulernya atau PCR itu juga terganggu. Jadi akan menurun sensitivitasnya ini yang kita khawatirkan," ucap Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Prof Amin Subandrio, dalam diskusi virtual bertajuk "Pemantauan Genomik Varian Baru SARS-Cov2 di Indonesia", Jumat (12/3/2021).
Meski demikian, Amin menilai Indonesia belum perlu mengubah PCR.
Baca juga: Lembaga Eijkman Khawatir Mutasi Corona B117 Tak Terdeteksi oleh Tes PCR
Ia mengatakan, alat deteksi tersebut masih efektif dalam mengidentifikasi virus corona.
"Saat ini belum (perlu). Dikhawatirkan ada penurunan (sensitivitas iya) tapi penurunanya belum signifikan sehingga belum dianggap perlu untuk mengganti PCR," terangnya.
Amin menerangkan, mutasi virus merupakan hal alamiah dari virus. Virus akan mengalami mutasi secara acak. Dari sekian banyak mutasi, hanya 4% yang menyebabkan virus itu menjadi lebih berbahaya.
Seperti B117 yang disebutkan memiliki penularan 70 persen lebih cepat atau mutasi virus corona dari Afrika yang yang dilaporkan kebal dengan antibodi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.