Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

YLKI Singgung Sampah Masker di DKI Jakarta Menggunung Hingga 1,5 Ton, Bagaimana Menanggulanginya?

Pandemi Covid-19 yang sudah mewabah setahun rupanya tak hanya berdampak pada masalah kesehatan.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in YLKI Singgung Sampah Masker di DKI Jakarta Menggunung Hingga 1,5 Ton, Bagaimana Menanggulanginya?
Surya/Ahmad Zaimul Haq
Ilustrasi: Warga kawasan Semampir tetap bermasker di sela-sela operasi yustisi penegakan protokol kesehatan di depan Posko PPKM Mikro Kelurahan Ampel, Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin (1/3/2021). Operasi yustisi yang digelar oleh TNI, Polri, dan Pemda itu juga menyiapkan tes Covid-19 bagi warga yang kedapatan tidak memakai masker. Surya/Ahmad Zaimul Haq 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Pandemi Covid-19 yang sudah mewabah setahun rupanya tak hanya berdampak pada masalah kesehatan.

Masifnya kampanye 3M, lama kelamaan menjadi permasalahan lingkungan hidup baru yang butuh penanggulangan khusus.

Sampah medis seperti masker, apd, dan limbah medis lainnya menjadi masalah baru yang kurang diperhatikan penanganannya.

Baca juga: Update 15 Maret: Ada 136.524 Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi menilai persoalan sampah masker sekali pakai atau disposable menjadi masalah baru di masa pandemi Covid-19.

Menurutnya, di ibu kota DKI Jakarta sampah masker sekali pakai sangat menggunung. Total sampah ini mencapai 1,5 ton per Desember 2020 lalu.

"Di tengah pandemi seperti ini ada satu fenomena menarik, dimana konsumsi plastik meningkat tajam.

Baca juga: KSAD Minta Kesdam Kawal Vaksinasi Covid-19 Tahap 2 Untuk Prajurit TNI AD

Berita Rekomendasi

Terutana masker yang menyumbang banyak sampah medis. Saya baca dari riset LIPI masker yang kita gunakan sehari-hari itu per Desember (2020) kemarin di Jakarta sudah menumpuk 1,5 ton," ujarnya dalam acara FGD bertajuk: Bicara Soal Plastik di Masa Pandemi Covid-19, Senin (15/3/2021).

Tulus menambahkan, melonjaknya sampah masker sekali tak lepas dari meningkatnya penggunaan oleh masyarakat luas dan inisiatif masyarakat untuk melindungi diri dari pandemi.

Namun, inisiatif bagus itu tak diikuti oleh penanganan sampah ibu kota dalam menangani limbah disposable di masa kedaruratan kesehatan ini.

Baca juga: Bolehkah Vaksinasi Covid-19 Dilakukan di Bulan Ramadan ? Begini Jawaban Menag

Tentu hal itu tak bisa disalahkan pada otoritas di ibu kota saja, masyarakat sebagai konsumen dituntut pula agar bertanggung jawab menjaga kelestarian lingkungan hidup dalam mengonsumsi produk.

"Dan perlu ditekankan kita konsumen bukan cuma soal hak, tetapi ada kewajiban dan bertanggung jawab yaitu terkait dengan pola konsumsi kita.

Permasalahan sampah masker ini tak melulu dibebankan pada pihak di ibu kota, konsumen juga harus bijak dalam penanggulangan sampah masker," tambahnya.

Oleh karena itu, Tulus mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia agar menjadi konsumen cerdas dan bijak.

Diantaranya mulai beralih menggunakan masker kain yang memenuhi standar kesehatan agar menekan volume sampah dari pemakaian masker sekali pakai yang kian menggunung.

"Jadi sebagai konsumen, sebisa mungkin  harus bijak dalam menanggulangi masalah ini. Salah satunya menghindari masker sekali pakai, tapi harus menggunakan masker kain yang standar. Karena ni tanggung jawab kita," imbuhnya menekankan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas