Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kedatangan Vaksin Terbentur Embargo, Jokowi Minta Kepala Daerah Susun Strategi

mbargo vaksin yang dilakukan beberapa negara di Eropa karena adanya lonjakan kasus covid-19 bakal terjadi.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Kedatangan Vaksin Terbentur Embargo, Jokowi Minta Kepala Daerah Susun Strategi
dokumentasi Kominfo
Indonesia kembali menerima kedatangan vaksin Covid-19 CoronaVac dari Sinovac sebanyak 16 juta vaksin termasuk 1,5 overfilled dalam bentuk bulk, pada Kamis (25/3/2021). 

Indonesia kini memiliki total 53,5 juta bahan baku vaksin Covid-19 asal Sinovac dan akan diproduksi menjadi sekitar 43 juta vaksin jadi. Ia mengatakan, Bio Farma sudah memulai produksi vaksin sejak kedatangan pertama bulk pada 13 Januari lalu.

Bio Farma sampai saat ini telah memproduksi sekitar 24 juta dosis vaksin jadi. "Kita distribusikan hampir 17 juta ya ke seluruh daerah Indonesia dari 24 juta yang diproduksi tapi tentu 17 juta dosis vaksin ini sudah mendapatkan lot release dari Badan POM," terang Bambang.

Susun Strategi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada kepala daerah untuk menyusun strategi yang tepat dalam menjalankan program vaksinasi Covid-19. Pasalnya, saat ini jumlah dosis vaksin masih terbatas.

Presiden juga mengatakan, dosis vaksin akan datang bertahap setiap bulannya.

"Karena vaksinnya terbatas dan datangnya pelan-pelan. Kita sudah booking 426 juta dosis vaksin tapi datangnya dikit-dikit. Ini datang baru awal 7 juta, naik lagi 11 juta, dikit-dikit baru mungkin melimpah Juli atau Agustus, baru mungkin per bulan 60-70 juta," kata Jokowi.

Selain itu, Presiden Jokowi mengingatkan para bupati untuk memastikan proses vaksinasi berjalan dengan cepat. Mulai dari kesiapan vaksinator dan target setiap kabupaten yang harus divaksinasi.

Karena, Jokowi ingin setiap kabupaten memahami jumlah target vaksin yang harus dilaksanakan di daerah. Jangan sampai, target itu tak diperhatikan dengan detail.

Berita Rekomendasi

"Bupati harus ngerti, Oh 182 ribu, Pak (yang divaksin,red)'. Jangan pakai 'kurang lebih 200 ribu, Pak'. Itu enggak ngerti berarti. Harus bisa berapa yang mau divaksin. 212.300 misalnya. Oh detail, berarti ngerti. Tanya kasus harian Covid berapa, 'aduh sebentar tanya ke Dinkes, Pak'. Aduh ini persoalan gede yang semua harus tahu," tegasnya.

Jokowi juga mengingatkan, bahwa program vaksinasi harus berjalam baik hingga ke daerah pelosok.

Bahkan, Presiden mengecek langsung proses vaksinasi sampai ke Halmahera Utara, Maluku Utara untuk mengecek distribusi vaksin Covid-19.

"Saya cek sampai jauh seperti itu, saya ingin cek distribusi vaksin benar sampai daerah enggak, terlambat enggak distribusinya? Kalau kurang, ya, yang mau kita vaksin itu hampir 181,5 juta. Banyak sekali," kata Jokowi.

Presiden pun mengatakan, jumlah penduduk yang akan divaksinasi belum tercapai karena dosis vaksin yang belum tercukupi.

Maka, Jokowi meminta kepada para bupati untuk menetukan prioritas kelompok masyarakat mana yang harus menerima vaksin.

Ia pun mengatakan, masyarakat yang mobilitasnya tinggi harus diutamakan dalam menerima vaksin.

"Bapak Ibu Bupati harus tahu dan harus dikontrol sekarang mulai di luar tenaga kesehatan dan pelayan publik. Dahulukan tempat-tempat yang interaksinya tinggi, mobilitasnya tinggi misalnya pasar. Itu tempat interaksi dan mobilitas orang tinggi, dahulukan. Terminal mobilitas tinggi, interaksi tinggi, dahulukan," ucapnya.(Tribun Network/fik/yud/rin/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas