ITAGI Rekomendasikan Interval Penyuntikan Dosis Vaksin AstraZeneca 8 Minggu
ITAGI menyarankan, pemberian dosis pertama vaksin AstraZeneca dan kedua dilakukan dalam rentang waktu atau interval 8 minggu atau dua bulan.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Sri Rezeki Hadinegoro menyarankan, pemberian dosis pertama vaksin AstraZeneca dan kedua dilakukan dalam rentang waktu atau interval 8 minggu atau dua bulan.
Dalam keterangam resmi ITAGI, vaksin Covid-19 AstraZeneca dapat diberikan pada usia >18 tahun, sesuai dengan EUA yang telah diperbaiki pada interval dosis kedua menjadi 4 – 8 minggu atau 8 – 12 minggu.
"Namun untuk pelaksanaan di lapangan secara operasional lebih tepat dipilih dengan interval 8 minggu," ujar Sri dalam keterangan yang dikutip Rabu (31/3/2021).
Baca juga: ITAGI : Vaksin AstraZeneca Aman untuk Usia 18 Tahun ke Atas, Juga untuk Lansia
Baca juga: Apakah Lansia Lebih Berisiko Terkena Efek Samping Vaksin Covid-19? Begini Penjelasannya
Dalam pelaksanaan penyuntikan vaksin asal Inggris ini, Sri mengingatkan agar diperlukan kehati-hatian pada pemberian vaksin Covid-19 AstraZeneca untuk usia lansia terutama dengan komorbid (dengan memperhatikan skrining menurut kriteria frailty/renta).
Berdasarakan WHO-Global Advisory Committee on Vaccine Safety (GACVs) dan EMA, vaksin Covid-19 AstraZeneca mempunyai lebih banyak manfaatnya daripada efek samping.
Gangguan pembekuan darah tidak ditemukan pada uji klinis vaksin AstraZeneca dan tidak terdapat bukti bahwa kejadian tersebut berhubungan dengan bets tertentu.
Gangguan pembekuan darah merupakan kejadian yang sangat jarang terkait dengan vaksin.
"Kejadian akan dipantau secara berkala untuk mendapatkan kesimpulan kausalitas. Diperlukan penguatan surveilans keamanan vaksin
AstraZeneca," ungkap Sri.
Diketahui, sebanyak 1,1 Juta vaksin AstraZeneca yang tiba di Indonesia bantuan dari COVAX facility, telah didistribusikan ke tujuh provinsi, yakni Bali, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, Maluku serta DKI Jakarta.
Vaksinasi AstraZeneca di Sulawesi Utara sempat dihentikan sementara, setelah ada laporan terkait efek samping.
Namun setelah dilakukan investigasi, hasilnya KIPI yang terjadi masuk dalam kategori ringan.
Sehingga penyuntikan vaksin AstraZeneca direkomendasikan berlanjut.