Reaksi Kemenkes Soal Satpam SMP di Tangsel Meninggal Usai Sebulan Divaksin Covid-19
Bagaimana tanggapan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait kasus meninggalnya Sarmili satpam SMPN 11 Tangsel yang meninggal sebulan usai vaksin?
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Sekalipun sudah dibaksin, tubuh bisa saja tetap terinfeksi virus ganas itu, terlebih Sarmili belum suntik vaksin dosis kedua.
Covid-19 yang berat membuat sejumlah organ tubuh Sarmili sudah ikut terdampak, dari mulai jantung, ginjal dan liver.
"Meninggal karena covid karena positif. Takut terlalu detail kita takut membuka rahasia pasien ya. Tapi yang jelas rontgennya sudah buruk, kemudina jantungnya buruk, kemudian ginjalnya sudah terpengaruh, fungsi-fungsi livernya juga sudah berubah, makanya sepsis," tuturnya.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Tangsel, Allin Hendarlin Mahdaniar, memaparkan bahwa vaksinasi Sarmili sudah melewati screening atau pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu.
"Pada saat vaksinasi ini pasti dilakukan screening dengan ketat. Ini adalah tergantung dari peserta vaksin teraebut, ini dituntut kejujuran ya.
Karena kan kita hanya nanya ada riwayat hipertensi enggak, gula atau yang lain.
Kalau pasien tidak menjawab jujur atau tidak pernah periksa kita enggak tahu. Artinya dia lolos screening, hingga akhirnya saat itu divaksin,"ujar Allin.
Allin juga menjelaskan bahwa orang yang sudah divaksin masih bisa terpapar Covid-19, terlebih pada kasus Sarmili, penyuntikan vaksin baru sekali.
"Pak Sarmili setelah dosis satu itu beliau terinfeksi Covid-19, jadi meninggalnya itu karena terinfeksi Covid-19 yang disertai komorbid," ujarnya.