BPOM: Demand Untuk Obat Tradisional Semakin Tinggi Setelah Pandemi
Penny K Lukito mengatakan bahwa pandemi virus corona (Covid-19) telah mengubah pola pikir sebagian masyarakat mengenai kesehatan.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito mengatakan bahwa pandemi virus corona (Covid-19) telah mengubah pola pikir sebagian masyarakat mengenai kesehatan.
Banyak diantara mereka yang akhirnya secara rutin mengkonsumsi obat herbal atau tradisional, baik itu ramuan jamu maupun obat yang terbuat dari ekstraksi tumbuhan, hewan dan mineral yang diyakini memiliki khasiat tertentu.
"Sebagian dari masyarakat kita mempercayai upaya kesehatan, pencegahan penyakit dan perawatan kesehatan. Masyarakat rutin sekarang mengkonsumsi obat tradisional atau obat herbal atau produk-produk natural," ujar Penny, dalam webinar bertajuk 'Cara Aman Menggunakan Obat Tradisional Di Masa Pandemi', Selasa (6/4/2021).
Menurutnya, sejak pandemi berlangsung lebih dari 1 tahun yang lalu, permintaan (demand) terhadap obat tradisional kian meningkat.
Baca juga: Jangan Asal Minum, Ini Tips Memilih Produk Herbal yang Aman untuk Daya Tahan Tubuh
"Saya kira demand ini semakin tinggi setelah masa pandemi ini kita lalui bersama. Kita telah melewati 1 tahun pandemi Covid-19, berbagai upaya telah kita lakukan bersama-sama untuk menghadapi pandemi ini," jelas Penny.
Penny menilai masa pandemi mendorong perubahan dalam pola pikir masyarakat yang kini menganggap penting aspek pencegahan penularan virus, dibandingkan tindakan pengobatan.
"Dan kita juga banyak belajar, masyarakat seluruhnya semakin meyakini bahwa kita perlu terus mengedepankan aspek pencegahan dibandingkan dengan upaya pengobatan, jangan sampai kita terinfeksi virus Covid-19 ini dan kita perlu terus meningkatkan sistem imun kita masing-masing," kata Penny.