Kasus Varian Corona Eek atau E484K yang Heboh di Tokyo Ditemukan di Jakarta, Lebih Cepat Menular
Varian corona Eek atau varian baru kode E484K telah ditemukan di Indonesia. Kasus tersebut terdeteksi di DKI Jakarta.
Editor: Anita K Wardhani
Lembaga tersebut juga mempelajari efek virus itu pada spesies hewan lain.
Seperti yang disampaikan perwakilan WHO untuk Rusia, Melita Vujnovic pada hari Senin waktu setempat.
"Virus Covid-19 menyebar terutama melalui penularan dari manusia ke manusia, namun ada bukti yang menunjukkan penularan dari manusia ke hewan, karena itu adalah virus zoonosis," kata Vujnovic.
Dikutip dari laman Sputnik News, Senin (5/4/2021), ia juga mengatakan bahwa 'inang perantara' virus ini belum teridentifikasi.
"Beberapa hewan seperti cerpelai, anjing, kucing lokal, singa, harimau dan rakun yang bersentuhan dengan orang yang terinfeksi, dinyatakan positif Covid-19. Proses mempelajari efek virus ini pada spesies hewan lain pun sedang berlangsung," jelas Vujnovic.
Selain itu Vujnovic menegaskan, pentingnya mengetahui hewan mana yang paling rentan terhadap virus ini.
"Hal ini untuk menemukan reservoir hewan potensial lainnya serta untuk menghindari munculnya wabah serupa di masa mendatang," tegas Vujnovic.
Lebih lanjut, ia kemudian menekankan bahwa WHO merekomendasikan masyarakat yang positif terinfeksi Covid-19 untuk membatasi kontak dengan hewan peliharaan.
"Saat ini disarankan agar orang dengan Covid-19 dan orang yang berisiko terpapar, untuk membatasi kontak dengan hewan peliharaan dan hewan lainnya," papar Vujnovic.
Saat virus berpindah diantara populasi manusia dan hewan, modifikasi genetik virus pun dapat terjadi.
"Dan perubahan ini berpotensi menginfeksi manusia," pungkas Vujnovic.
(Tribunnews.com/Rina Ayu/Fitri/Kompas/Reuters)