Menkes Bakal Minta Presiden Jokowi Negosiasi ke China Tambah Dosis Vaksin Sinovac
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikan akan meminta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan negosiasi dengan pemerintah China
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikan akan meminta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan negosiasi dengan pemerintah China terkait penambahan jumlah dosis vaksin Sinovac.
Hal tersebut perlu dilakukan karena pengiriman vaksin AstraZeneca ke Indonesia terdampak embargo di India.
"In case, kalau ada apa-apa terjadi dengan GAVI dan AstraZeneca, sekarang diskusinya sedang berjalan (dengan Sinovac), mereka membuka oportunity tapi harus dilakukan di level lebih tinggi," ujar Budi, dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Kamis (8/4/2021).
Baca juga: Kemendikbud: Satu Juta Guru Telah Jalani Vaksinasi Covid-19
"Jadi level menteri sudah dilakukan, kami merencanakan kalau bisa Bapak Presiden juga melakukan pembicaraan di level yang lebih tinggi," imbuhnya.
Adapun Indonesia seharusnya mendapatkan vaksin AstraZeneca melalui mekanisme multilateral yaitu dengan Covax/GAVI dan mekanisme bilateral melalui AstraZeneca dan PT Biofarma.
Budi sendiri menegaskan vaksin AstraZeneca hanya mengalami penundaan pengiriman.
Baca juga: Kenapa Anak-anak Belum Menjadi Prioritas Vaksin Covid-19? Begini Kata Dokter
Menkes pun sudah Bersurat ke Presiden Covax/GAVI terkait penundaan pengiriman vaksin tersebut.
"Karena memang dari GAVI dan AstraZeneca bilang tidak dibatalkan, tetapi ditunda," jelas Budi.
Tak hanya itu, Budi mengatakan pihaknya berusaha mencari sumber vaksin lain yakni dari negeri Paman Sam alias Amerika Serikat.
Baca juga: Saring Informasi Sebelum Disebar Sebagai Upaya Menangkal Hoaks Covid-19
Sebab, Amerika Serikat sendiri pernah menyatakan akan mendistribusikan vaksinnya ke negara lain jika vaksinasi di negaranya sudah selesai.
"Dengan demikian Indonesia sudah melakukan lobi sehingga ketika AS (Amerika Serikat) buka, Indonesia sudah ada di list paling atas, kita sudah lobi ke AS untuk memastikan hal tersebut," katanya.