Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Saleh Husin Sedih Dengar Cerita Ibu Hamil Terinfeksi Covid-19: 'Ibu atau Anak yang Dikorbankan?'

Ibu hamil pasien Covid-19 tersebut, kata Saleh, tidak dapat segera diobati lantaran tidak mendapatkan terapi plasma Konvalesen.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Saleh Husin Sedih Dengar Cerita Ibu Hamil Terinfeksi Covid-19: 'Ibu atau Anak yang Dikorbankan?'
Tangkapan layar
Managing Director Sinarmas Saleh Husin dalam webinar bertajuk "Yuk Donor Plasma", Kamis (15/4/2021). Saleh mengungkapkan bahwa terapi plasma Konvalesen belum jadi alternatif penyembuhan pasien Covid-19 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Managing Director Sinarmas Saleh Husin tak kuasa menahan kesedihannya ketika mendengar cerita tentang seorang ibu hamil yang terinfeksi Covid-19

Cerita tersebut didapat Saleh Husin dari Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta, saat Sinarmas mengadakan kegiatan bakti sosial donor plasma Konvalesen pekan lalu.

Awalnya Saleh mengungkapkan, PMI DKI Jakarta dalam sehari membutuhkan setidaknya 1.400 kantong plasma Konvalesen. 

"Kami baru mendengar cerita dari PMI DKI Jakarta bahwa kebutuhan akan kantong plasma ini satu hari kira-kira sekitar 1.400," ujar Saleh dalam webinar bertajuk 'Yuk Donor Plasma' yang digelar pada Kamis (15/4/2021).

Saleh mengatakan, PMI DKI Jakarta saat ini baru bisa menyediakan 200 kantong plasma Konvalesen dalam sehari.

"Sementara yang baru bisa disediakan baru sekitar 200 kantong (dalam sehari). Berarti ada kekurangan sekitar 1.200," tutur Saleh.

Selain mengungkapkan kekurangan pasokan kantong plasma Konvalesen, PMI DKI Jakarta juga menceritakan kisah tentang ibu hamil yang terinfeksi Covid-19 kepada Saleh Husin.

Berita Rekomendasi

Ibu hamil pasien Covid-19 tersebut, kata Saleh, tidak dapat segera diobati lantaran tidak mendapatkan terapi plasma Konvalesen.

Penyebabnya yaitu kantong plasma Konvalesen PMI DKI Jakarta saat itu sedang habis. 

Baca juga: Terapi Plasma Konvalesen Belum Jadi Alternatif Sembuhkan Pasien Covid-19

Alhasil, harus dibuat keputusan, apakah mengorbankan sang ibu atau si bayi dalam rahim?

"Beliau (PMI DKI Jakarta) juga sempat menceritakan hal yang membuat kami semua sempat tertunduk. Ada ibu yang akan melahirkan, terus kena Covid-19, tapi tidak tersedia kantong plasma ini. Mau tidak mau harus ada pilihan," ujar dia.

"Apakah yang mau dikorbankan ibu atau anaknya? kami cukup tertunduk dan merasa sedih," sambung Saleh Husin.

Penggalan-penggalan cerita tentang kebutuhan pasien Covid-19 akan pasokan plasma Konvalesen, membuat Saleh Husin beserta jajaran Sinarmas tergerak untuk melakukan sesuatu.

Salah satunya yakni menggencarkan kegiatan bakti sosial donor plasma Konvalesen untuk menyembuhkan pasien Covid-19.

"Berangkat dari situlah kami coba untuk melakukan gerakan bakti sosial donor plasma Konvalesen," ujar Saleh Husin

"Walaupun kita tahu bahwa sudah ada banyak komunitas yang melakukan. Tapi sebagai koorporasi, Sinarmas juga harus menjadi ujung tombak," sambung dia.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas