Vaksin Merah Putih Ditargetkan Produksi Massal 2022, Bio Farma Ajak Swasta Terlibat
Vaksin Covid-19 Merah Putih ditargetkan bisa diproduksi secara massal pada 2022. Vaksin ini dikembangkan Universitas Airlangga (Unair).
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Vaksin Covid-19 Merah Putih ditargetkan bisa diproduksi secara massal pada 2022. Vaksin ini dikembangkan Universitas Airlangga (Unair).
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito mengatakan, Universitas Airlangga akan berkolaborasi dengan PT Biotis dalam memproduksi vaksin Merah Putih tersebut.
"Jadi, awal bulan dari 2022, harapannya adalah sudah bisa diproduksi secara massal, itu (vaksin merah putih) yang platformnya inactivated virus yang bersama dengan PT Biotis," kata Penny dalam konferensi pers, Jumat (16/4).
Penny mengatakan, pihaknya akan mendampingi Universitas Airlangga dan PT Biotis untuk memenuhi good manufacturing practice (GMP) uji klinik terhadap vaksin. "Saya kira sudah dipenuhi dalam beberapa bulan ke depan," ujarnya.
Selain itu, Penny mengatakan, vaksin Merah Putih yang dikembangkan Lembaga Biologi Molekuler (LMB) Eijkman dan PT Bio Farma dengan platform protein rekombinan diharapkan dapat diproduksi pada 2022.
"Harapannya adalah akhir semester satu 2022 EUA bisa diberikan, artinya uji klinik sudah selesai. Harapannya, pada semester kedua dari 2022 bisa diproduksi," ujarnya.
Penny berharap, vaksin Merah Putih dapat diproduksi sesuai target dan dapat dipercepat.
"Saya kira, timeline ini, mudah-mudahan juga bisa ada percepatan terkait dengan hal tersebut," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala LBM Eijkman Prof Amin Subandrio mengatakan, pihaknya memasuki tahapan akhir pengembangan bibit vaksin Merah Putih. Bibit vaksin Covid-19 ini segera akan diserahkan kepada Bio Farma untuk diproses lebih lanjut.
"Kami sudah bisa mengembangkan protein rekombinan sesuai dengan targetnya, kemudian protein S dan protein N, spike protein dan nukleokapsid protein yang akan dijadikan sebagai kandidat vaksin," ujarnya.
Baca juga: Terawan Suntik Vaksin Nusantara ke Aburizal, Pasangan Selebritis ini Ikutan Juga, BPOM Pun Bersuara
Bibit vaksin yang akan diserahkan kemudian akan melalui uji praklinik dan uji klinik, serta diproses untuk perizinan. Proses berikutnya ini akan lebih banyak dilakukan Bio Farma.
Amin memastikan lembaga Eijkman tidak langsung lepas tangan, tapi tetap ikut serta dalam perkembangan selanjutnya. "Kami ikut sampai dengan uji klinik fase I, II, dan III," ujarnya.
Vaksin Merah Putih dari lembaga Eijkman ini diperkirakan bakal mendapat izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) pada akhir semester pertama 2022.
Seperti diketahui, vaksin Merah Putih dikembangkan oleh enam lembaga dalam negeri, yakni LBM Eijkman, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Airlangga. Enam lembaga tersebut mengembangkan vaksin Covid-19 dengan metode yang berbeda.
Eijkman mengembangkan dengan platform protein rekombinan, UI dengan platform DNA, MRNA, dan virus-like particle.
Sementara Universitas Airlangga adenovirus, ITB juga adenovirus, sementara Universitas Gajah Mada menggunakan protein rekombinan dan LIPI juga dengan protein rekombinan.
Ajak Swasta
Pada kesempatan itu, Dirut Bio Farma Honesti Basyir mengatakan kesiapan pihaknya untuk memproses bibit vaksin yang diserahkan kepada pihaknya.
BUMN bidang farmasi ini telah melakukan persiapan dari trail di RnD, kemudian medical lot, dan juga produksi di filling line.
Meski demikian, Bio Farma membuka ruang pada pihak swasta untuk membantu proses vaksin buatan anak negeri ini. Pasalnya secara bersamaan Bio Farma juga memproduksi vaksin Covid-19 lain.
"Tentunya kami juga nanti akan mengajak beberapa industri farmasi, yang nanti bisa secepatnya di-upgrade untuk bisa melakukan proses filling dari vaksin Covid-19 Merah Putih ini," ujarnya.
Honesty menuturkan, dalam proses uji praklinik dan uji klinik nanti, kolaborasi BUMN dengan swasta atau pihak ketiga tentu membutuhkan pendampingan secara berkala dari Badan POM.
"Kita akan bekerja sama dengan beberapa industri farmasi swasta. Kita sedang menentukan seleksi dan berdiskusi juga dengan industri. Intinya ada kolaborasi dengan BUMN dan swasta sendiri dalam proses produksi," kata Honesty. (Tribun Network/Rina Ayu/sam)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.