Obat Covid-19 dan Oksigen Langka di Rumah Sakit, Warga India Berburu ke Pasar Gelap
Saat India memerangi gelombang kedua virus corona (Covid-19) yang semakin mengganas, negara ini ternyata tidak memiliki obat-obatan dan oksigen cukup.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Saat India memerangi gelombang kedua virus corona (Covid-19) yang semakin mengganas, negara ini ternyata tidak memiliki obat-obatan dan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan warganya.
Hal ini tentu saja memberikan peluang bagi pemain di 'pasar gelap' untuk mencari keuntungan dari kondisi kelangkaan tersebut.
Dikutip dari laman Al Jazeera, Jumat (23/4/2021), seorang warga India, Poonam Sinha berjuang untuk bertahan hidup di tengah langkanya obat-obatan yang dianggap dapat melawan Covid-19.
Baca juga: Sahroni Ingatkan Ditjen Imigrasi Tak Sembarangan Izinkan WNA Asal India Masuk Indonesia
Baca juga: Ratusan WN India Masuk RI, Jalani Karantina di Hotel, Satgas Minta Imigrasi Cek Izin Tinggal
Rumah sakit tempat ia dirawat saat ini kehabisan stok obat, sehingga anaknya harus mencari obat-obatan itu di luar, bahkan hingga ke pasar gelap.
Sementara itu di kota timur Patna, Pranay Punj berlari dari satu apotek ke apotek lain hanya untuk mencari obat antivirus, remdesivir untuk ibunya yang tengah sakit parah.
Ia akhirnya menemukan seorang apoteker yang mengatakan bahwa obat tersebut hanya dapat ditemukan di pasar gelap.
Apoteker itu kemudian menawarkan obat itu dengan harga 100.000 rupee atau senilai 1.340 dolar Amerika Serikat (AS).
Tawaran harga ini tentunya membuatnya kaget karena besarannya lebih dari 30 kali lipat dari harga biasanya dan mencapai tiga kali gaji bulanan rata-rata untuk pekerja kerah putih di India.
Baca juga: China Tawarkan Bantuan kepada India Perangi Covid-19
Baca juga: Guru Besar FKUI Menduga Ini 5 Hal Ini Jadi Penyebab Lonjakan Kasus Covid-19 di India
Namun Punj akhirnya mendapatkan obat itu dari kerabat jauhnya yang istrinya baru saja meninggal karena virus ini.
Terlepas dari status India sebagai 'apotek dunia', produsen obat generik terbesar di negara itu tidak dapat memenuhi permintaan obat antivirus seperti remdesivir dan favipiravir.
Di kota utara Lucknow, warga lainnya yakni Ahmed Abbas harus membayar biaya sebesar 45.000 rupee untuk bisa mendapatkan tabung oksigen 46 liter.
Harga itu mencapai sembilan kali lipat dari harga normalnya.
"Mereka meminta saya untuk membayar di muka dan mengambil tabung itu keesokan harinya," kata Abbas.