Saat Lonjakan Kasus Corona Masih Terjadi, Stok Vaksin Covid Hanya Cukup untuk 20 Hari
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengabarkan, stok vaksin yang dimiliki pemerintah diperkirakan akan habis dalam 20 hari ke depan.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lonjakan kasus baru covid-19 terutama di Indonesia masih terjadi.
Pada Jumat(23/4/2021) dilaporkan ada penambahan 5.436 kasus baru covid-19. Sehingga total pasien terkonfirmasi saat ini ada 1.632.248.
Jawa Barat mencatatkan kasus harian tertinggi yaitu 1.066 kasus, disusul DKI Jakarta dengan 884 kasus.
Terkait hal tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengabarkan, stok vaksin yang dimiliki pemerintah diperkirakan akan habis dalam 20 hari ke depan.
Baca juga: Mantan Menkes Siti Fadilah Supari Disuntik Vaksin Nusantara: Tidak Ada yang Saya Rasakan
Baca juga: Pemerintah Percepat Program Vaksinasi Covid-19
Ia menuturkan, sampai saat ini total vaksin yang diterima Indonesia sebanyak 26,2 juta dosis baik yang dibeli langsung dari luar negeri atau melalui Bio Farma. Dari 26,2 juta ini sekitar 18 juta sudah disuntikkan.
"Jadi sekarang kita masih ada stok sekitar 8 juta dosis di mana stok 8 juta, sekitar 3 juta adalah merupakan produksi baru dari Biofarma yang segera akan kita kirim ke daerah," terangnya saat acara "Media Gathering Perkembangan Ekonomi Terkini dan Kebijakan PC-PEN".
Budi melanjutkan, saat ini untuk laju penyuntikan berada pada angka 400 ribu suntikan per hari. Sehingga untuk 8 juta stok vaksin yang ada akan habis selama 20 hari ke depan.
"Kalau 8 juta stok itu 400 ribu suntik sehari kita punya stok sekitar 20 hari suntik ya. Mepet sebenarnya karena memang siklus produksi yang Biofarma untuk setiap kali menerima bahan baku itu 1 bulan. Jadi kita masih punya kira-kira 20 hari untuk suntik," kata Menkes.
Mantan wakil menteri BUMN ini menuturkan, total kebutuhkan vaksin yang akan digunakan sebagai 426 juta dosis, dimana sekitar 225 juta dosis telah berhasil didapat Indonesia.
"Jadi ya tinggal nunggu jadwal pengiriman tapi memang jadwal pengirimannya masih bisa geser-geser tergantung dari masalah logistik, masalah produksi dan kadang-kadang masalah prioritas dari negara-negara produsen.
Sisanya masih kita buat sebagai opsi, karena kita masih menunggu apakah vaksin gratis yang dari GAVI bisa lebih banyak dari yang sekarang," ungkap Budi.
PT Bio Farma (Persero) menggandeng DNR Distribusi dalam proses pendistribusian vaksin Sinovac di seluruh wilayah Indonesia. Pada tahap pertama, DNR Distribusi akan melakukan pengiriman vaksi Sinovac ke 14 provinsi.
Chief of Supply Chain DNR Distribusi Jerry Tengker mengatakan, dalam pengiriman vaksin tersebut, maka perseroan menggunakan infrastruktur yang dimiliki yakni gudang cold chain yang telah terintegrasi di 32 provinsi dan lebih dari 850 armada truk pendingin turut disiapakan.
"Kami memiliki gudang-gudang cold chain dan memiliki sistem teknologi yang bernama Digital Vaccine Management System (DVMS), dimana teknologi tersebut dapat melakukan monitoring suhu maupun keberadaan vaksin," kata Jerry.