BREAKING NEWS Corona di Indonesia Rabu 28 April: Tambah Kasus Positif 5.241, Total 1.657.035
Simak perkembangan kasus corona di Indonesia hari ini, Rabu (28/4/2021) tambahan mencapai 5.241 kasus positif, total menjadi 1.657.035
Penulis: Shella Latifa A
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Jumlah kasus virus corona atau Covid-19 di Indonesia masih bertambah setiap harinya.
Melansir data situs covid19.go.id, hingga Rabu (28/4/2021), total sudah ada 1.657.035 kasus Covid-19 di Indonesia.
Tiga hari sebelumnya, penambahan kasus berada di angka 4-5 ribu.
Kasus positif corona pada Hari ini Rabu (28/4/2021), bertambah sebanyak 5.241 pasien.
Baca juga: Update Corona Global 28 April 2021: Total 149,3 Juta Infeksi di Seluruh Dunia, India 17,9 Juta Kasus
Baca juga: Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu Buka Layanan Vaksinasi Covid-19, Ini Syaratnya
Kabar baiknya, pasien sembuh hari ini bertambah sebanyak 4.818 orang.
Jumlah angka kesembuhan berjumlah 1.544.417 orang.
Adapun kasus kematian bertambah 177 jiwa pada hari ini.
Penambahan kasus kematian itu membuat jumlah kasus berujung kematian menjadi 45.116.
Pencegahan Covid-19 pada Level Individu dan Masyarakat
Dikutip dari kemkes.go.id berikut cara pencegahan Covid-19 pada level individu dan masyarakat:
A. Pencegahan Level Individu
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diikuti untuk membantu mencegah COVID-19, yaitu menjaga kebersihan diri/personal dan rumah dengan cara:
a. Mencuci tangan lebih sering menggunakan sabun dan air setidaknya 20 detik atau pembersih tangan berbasis alkohol (hand sanitizer), serta mandi atau mencuci muka jika memungkinkan, sesampainya rumah atau di tempat bekerja, setelah membersihkan kotoran hidung, batuk atau bersin dan ketika makan atau mengantarkan makanan.
b. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut menggunakan tangan yang belum dicuci.
c. Jangan berjabat tangan.
d. Hindari interaksi fisik dekat dengan orang yang memiliki gejala sakit.
e. Tutupi mulut saat batuk dan bersin menggunakan lengan atas bagian dalam atau memakai tisu lalu langsung buang tisu ke tempat sampah dan segera cuci tangan.
f. Segera mengganti baju/mandi sesampainya di rumah setelah bepergian.
g. Bersihkan dan berikan disinfektan secara berkala pada benda-benda yang sering disentuh dan pada permukaan rumah dan perabot (meja, kursi, dan lain-lain), gagang pintu, dan lain-lain.
Varian Corona dari India Masuk Indonesia, Pakar Ingatkan Jangan Mudik
Guru Besar Universitas Indonesia Profesor Zubairi Djoerban memperingatkan situasi Covid-19 dunia kian mengkhawatirkan, setelah munculnya varian corona baru dari India.
Ia mengatakan, varian B1617 menyebar begitu cepat dan harus diwaspadai.
Untuk itu, menjadi pilihan tepat dan bijaksana agar menunda mudik pada Hari Raya Idul Fitri tahun ini.
Hal itu disampaikan Zubairi yang juga menjabat sebagai Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Pengurus Besar IDI (Satgas Covid-19 PB IDI), dalam cuitan di akun twitternya pada Senin (26/4/2021).
Baca juga: Polisi India Turun Tangan Urus Korban Meninggal Akibat Tsunami Covid-19
Baca juga: Soal Varian Baru Covid-19, Menko Muhadjir: Yang dari India Harus Diwaspadai
"Sepuluh orang didapati terinfeksi varian baru dari India. Apakah itu varian B1617? Menteri Budi Sadikin tidak merincinya.
Yang jelas, situasi ini bukan waktunya bersantai, apalagi merencanakan mudik. Cara B1617 menyebar cepat ke seluruh India amat patut kita waspadai," tulisnya seperti dikutip Tribunnews.com, Selasa (27/4/2021).
Ia menilai, ada sejumlah penyebab negara Bollywood itu mengalami lonjakan kasus yang sangat drastis di tengah pelaksanaan vaksinasi yang tengah gencar dilakukan.
Selain adanya varian B1617, perilaku masyarakat dan kelonggaran kebijakan protokol kesehatan oleh pemerintah juga menjadi penyebab tak terkendalinya situasi virus corona di India.
"Mengapa India alami lonjakan kasus?
Pertama diduga karen hadirnya varian B1617 yang dikenal sebagai double mutant. Virus ini membawa dua mutasi: E484Q dan L452R
Kemudian ada kerumunan kampanye politik Narendra D. Modi
Lalu muncul krisis stok oksigen.
Selain itu faktor kepadatan penduduk juga menjadi pemicu.
"Juga karena ventilasi buruk dan euforia vaksin," tulis Zubairi.
Meski belum ada bukti kuat varian B1617 ini lebih menular atau resistan terhadap vaksin.
Ia berharap, semua pihak harus memperlakukan varian ini sebagai ancaman nyata sebelum terlambat menghentikannya.
"Jangan sampai kita kembali ke masa awal pandemi lagi. Apalagi jadi seperti India. Jangan," pesannya.
Baca artikel lain terkait Virus Corona