Warga India Berlarian Cari Oksigen, Ternyata Anggaran untuk Sektor Kesehatan di India Hanya 1 Persen
Di India, pengadaan oksigen merupakan tugas yang biasanya bukan menjadi tanggung jawab keluarga pasien.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Seorang warga India bernama Sanchi Gupta tampak berlarian, ia mencoba mendapatkan tabung oksigen, meskipun hanya silinder kosong.
Ibunya merupakan satu dari 140 pasien virus corona (Covid-19) yang dirawat di Rumah Sakit Saroj, salah satu rumah sakit dengan fasilitas terbaik di ibu kota India, New Delhi.
Dalam perawatan intensifnya ini, sang ibu telah menggunakan alat bantu pernafasan atau ventilator.
Baca juga: Berpotensi Terpapar Covid-19, Menlu India Putuskan Ikuti G7 Secara Virtual
Baca juga: Pasien Covid Tembus 20 juta, Oposisi India Serukan Lockdown Total
Namun kemudian, rumah sakit itu menyampaikan kepada Gupta dan keluarga lainnya bahwa persediaan oksigen di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) tersebut telah habis.
Sehingga mereka harus mencari tabung oksigen untuk dibawa ke rumah sakit itu agar nyawa orang yang mereka cintai ini tidak terancam.
"Kami tidak mendapatkan silinder penuh, jadi kami mencoba mencari silinder yang kosong, karena kami masih bisa mengisinya. Kami berhubungan dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dengan harapan mereka memiliki tangki yang dapat mengisi silinder, kami putus asa," kata Gupta menjelaskan kepada media lokal di luar rumah sakit tersebut.
Ia pun menanyakan hal ini pula kepada setiap orang asing yang ia temui di trotoar luar rumah sakit.
"Apa yang terjadi dengan pemerintah? Mengapa kita tidak punya oksigen? Mengapa? Mengapa ini terjadi?," jelas Gupta sambil menangis.
Perlu diketahui, di India, pengadaan oksigen merupakan tugas yang biasanya bukan menjadi tanggung jawab keluarga pasien.
Namun dengan negara mengkonfirmasi terjadi lebih dari 300.000 kasus Covid-19 setiap harinya secara berturut-turut selama dua minggu terakhir, rantai pasokan medis pun telah putus.
Selain kekurangan oksigen, ada pula rumah sakit yang kekurangan tempat tidur pasien, obat antivirus hingga alat tes virus corona.
Dikutip dari laman NPR, Kamis (6/5/2021), para ahli mengatakan bahwa ini adalah konsekuensi dari pengabaian dan kurangnya anggaran pemerintah untuk layanan kesehatan masyarakat di negara berpenduduk hampir 1,4 miliar orang itu, selama beberapa dekade.
Sehingga saat India dilanda gelombang infeksi kedua Covid-19 terbesar di dunia, fasyankes pun kewalahan dalam menangani lonjakan pasien.