Ini Saran Dokter Paru Untuk Cegah Long Covid
Ada cara untuk mencegah Long Covid pada pasien yang telah sembuh dan dinyatakan negatif.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dokter Spesialis Paru Kepala Bagian Pembinaan Fungsi RS Bhayangkara R Said Sukanto, dr Yahya SpP mengungkap ada cara untuk mencegah Long Covid pada pasien yang telah sembuh dan dinyatakan negatif.
Misalnya, saat mendapatkan tindakan perawatan atau isolasi mandiri, perhatikan dengan seksama perintah dokter ataupun petugas kesehatan.
Menurutnya banyak pasien yang sering mengabaikan arahan petugas saat kondisi tubuh mulai membaik.
"Begitu merasa nyaman sedikit, langsung dia minta pulang kalau dirawat. Kemudian kalau isolasi mandiri langsung mengabaikan. Sebab orang kena Covid bukan berarti tidak bisa kena Covid lagi masih bisa," kata dia dalam diskusi KCPEN yang digelar virtual, Kamis (3/6/2021).
Baca juga: Menlu Retno Marsudi Sebut 83 Persen Dosis Vaksin Covid-19 Dikuasai Negara Kaya
Ia mengatakan, keseimbangan gizi makanan, olahraga, istirahat yang cukup, minum vitamin dan segera kontrol ke dokter spesialis jika memiliki komorbid menjadi hal yang mutlak dilakukan setelah sembuh.
"Misalnya kontrol ke dokter jantung, bagaimana sebaiknya, apa yang dilakukan, kemudian kalau punya diabetes atau penyakit kencing manis segera kontrol ke dokter penyakit dalam hal-hal apa yang perlu diperhatikan," kata dia.
Baca juga: Benarkah Setelah Terpapar Covid-19 Tubuh Menjadi Tak Prima Lagi?
Long Covid yang biasa dirasakan adalah sesak, nyeri sendi, batuk, anosmia atau tidak bisa membau, diare, dan nyeri otot.
Meski hingga kini belum diketahui secara pasti penyebab long Covid.
Pasien kelompok usia lansia, pasien dengan penyakit komorbid seperti penyakit jantung dan paru merupakan kelompok yang rentan menderita long Covid.
Baca juga: Dokter Spesialis Paru Ungkap Kelompok Ini Rentan Alami Long Covid-19
Kemudian laki-laki memiliki kecendrungan terkena long covid karena kebiasaan merokoknya.
"Memang kebanyakan laki-laki. Salah satu yang menjadi faktor utama adalah kebiasaan Merokok. Itu juga ikut memperberat gejala terhadap adanya infeksi Covid-19," ungkap dia.