Lebih dari Setengah Kasus Covid-19 di Indonesia Berasal dari Pulau Jawa
Wiku Adisasmito mengatakan bahwa mayoritas kasus Covid-19 di Indonesia berasal dari Pulau Jawa.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan bahwa mayoritas kasus Covid-19 di Indonesia berasal dari Pulau Jawa.
Pulau terpadat di Indonesia tersebut berkontribusi terhadap 52,4 persen kasus nasional.
"Diperkirakan akan ada kenaikan kasus dalam beberapa minggu ke depan pasca Idul Fitri," kata Wiku dalam Konferensi pers virtual yang disiarkan Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (9/6/2021).
Berdasarkan update perkembangan kasus harian per tanggal 8 Juni 2021 terjadi penambahan kasus positif sebanyak 6.294 kasus sehingga total menjadi 1.869.325 kasus.
Baca juga: 358 Tenaga Medis di Kudus Terpapar Covid-19, Pemerintah Pusat dan Provinsi Kirim 81 Tenaga Bantu
Jumlah kasus aktif saat ini adalah 99.963 atau 5,4 persen.
Sedangkan jumlah kasus sembuh adalah 1. 717.370 atau 91,9 persen dan jumlah kasus meninggal kumulatif sebesar 51.992 atau 2,78 persen.
Munculnya lonjakan kasus di berbagai daerah tersebut, kata Wiku, harus menjadi pelajaran bagi semua terutama dalam beraktivitas.
Ia meminta masyarakat menghindari aktivitas yang menimbulkan kerumunan dan meningkatkan potensi penularan.
"Untuk itu pemerintah daerah harus saling bergotong-royong dengan pemerintah daerah di wilayahnya ataupun antar wilayah sehingga kebijakan penanganan Covid-19 yang dihasilkan dapat secara efektif dan tepat untuk mencegah penularan antar masyarakat, maupun mencegah masuknya importasi kasus," katanya.
Untuk mengantisipasi lonjakan kasus, menurut Wiku, pemerintah telah berupaya melakukan sejumlah langkah preventif dan kuratif.
Diantaranya penguatan peran posko penanganan Covid-19 di tingkat desa atau kelurahan.
"Peran posko ini sangatlah penting dalam melakukan pencegahan yang lebih efektif dan efisien, dan tepat sasaran di tataran mikro," katanya.
Dengan upaya yang dilakukan tersebut diharapkan tekanan terhadap fasilitas dan tenaga kesehatan dapat dihindari.
Selain itu, Wiku meminta Satgas di daerah mengevaluasi skenario pengendalian di tingkat Rukun Tetangga agar lebih efektif.
"Termasuk mikro lockdown di RT yang zona merah sehingga kasus dapat dikendalikan dengan lebih efektif," pungkasnya.