Video Antrean Pasien Covid-19 di Wisma Atlet Viral, Letkol M Arifin Benarkan: Faktanya Seperti Itu
Komandan Lapangan RS Wisma Atlet Letkol Laut M Arifin membenarkan adanya antrean pasien yang mengular di UGD RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Komandan Lapangan RS Wisma Atlet Letkol Laut M Arifin membenarkan adanya antrean pasien yang mengular di UGD RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta pada Senin (14/6/2021).
Diketahui dalam video tersebut tampak para pasien Covid-19 mengantre untuk dirawat di Wisma Atlet Kemayoran.
"Memang dilaporkan kita seperti yang diketahui oleh masyarakat luas. Video yang beredar di UGD kita itu memang benar, memang faktanya seperti itu," kata Arifin dikutip dari tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Selasa (15/6/2021).
Arifin mengungkapkan mayoritas pasien yang dikirim ke RSD Wisma Atlet berasal dari DKI Raya.
Baca juga: Pemerintah Pakai Strategi 3K untuk Kendalikan Lonjakan Kasus Covid-19 di Jakarta, Kudus, dan Lainnya
Untuk mengantisipasi banyaknya pasien tersebut, pihaknya pun telah membagi akses masuk menjadi tiga, yakni Tower 5, Tower 4, serta Tower 6.
"Jadi kita sudah memang itu banyak yang mengirim. Faktanya memang untuk DKI Raya mengirim dalam jumlah yang banyak."
"Jadi sudah kita bagi triase tempat masuk, termasuk Tower 5, Tower 4 dan Tower 6. Namun ya kondisinya memang seperti itu," ungkapnya.
Baca juga: Efek Lonjakan Covid-19 Jateng, Nasib Penyelenggaraan Turnamen Piala Wali Kota Solo Terancam
Kasus Covid-19 dari Hulu Belum Bisa Dikendalikan
Arifin menuturkan jika antrean ini terjadi karena kasus Covid-19 dari hulu belum bisa dikendalikan.
Sedangkan dari RSD Wisma Atlet hanya bisa menerima pasien tersebut.
Bahkan hingga kini BOR (bed occupancy rate) sudah mencapai lampu kuning, menjelang merah.
Artinya kapasitas tempat tidur di RSD Wisma Atlet sudah hampir penuh.
Baca juga: Ikut dalam Sosialisasi Vaksinasi Covid-19 Polda Metro Jaya, Kaka Slank: Vaksinasi Beri Rasa Tenang
"Hal ini disebabkan hulu mengalir ke hilir. Hulu belum bisa dikendalikan sehingga hanya menerima itu yang terjadi."
"Faktanya saat ini untuk BOR (bed occupancy rate) kita yang jelas kita sudah lampu kuning, menjelang merah itu aja," ungkapnya.