Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Covid-19 Melonjak di Jakarta: Situasi Genting, Kondisi Wisma Atlet, Permintaan untuk Anies

Berikut ini akan dirangkum Tribunnews.com fakta-fakta kabar penanganan covid-19 di Jakarta, lonjakan kasus hingga keterisian rumah sakit

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Covid-19 Melonjak di Jakarta: Situasi Genting, Kondisi Wisma Atlet, Permintaan untuk Anies
Warta Kota/Henry Lopulalan
Petugas mempersiapkan ruangan rawat inap Pasien Covid-19 di Tower 8 Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (15/6/2021). Tower 8 RSD Wisma Atlet Kemayoran dapat menampung 1.569 pasien Covif-19 dan dapat juga dipakai untuk ruang Isolasi Mandiri pasien tanpa gejala. Hal ini untuk persiapan bila ada meningkatnya pasien Covid 19 usai liburan lebaran (mudik). *Warta Kota/Henry Lopulalan) 

"Per pagi ini saja, laporan dari RSDC Wisma Atlet menyatakan bahwa ada 488 orang terkonfirmasi positif yang baru masuk untuk menjalani perawatan, setelah beberapa hari yang lalu ada 625 pasien datang bersamaan dalam satu hari," sambung Reisa.

Varian Delta yang merupakan varian baru dari virus SARS-Cov-2 telah dikonfirmasi beredar di Jawa Tengah dan juga terdapat kemungkinan sudah beredar di daerah lain. 

"Varian apapun yang akan muncul sebagai akibat mutasi alami virus, tidak mungkin akan menjangkiti kita dan orang orang lain apabila semua tindakan pencegahan kita lakukan," ujar Reisa.

Baca juga: Ikut Menanggulangi Covid-19, Agnez Mo Bangun Klinik Vaksinasi Secara Gratis

3. Rusun Nagrek

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan Rusun Nagrak di kawasan Cilincing, Jakarta Utara, tengah disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan pasien kasus Covid-19, termasuk jika Wisma Atlet Kemayoran penuh.

Saat ini Dinkes DKI bersama tim satgas provinsi dan pihak BNPB masih meninjau dan mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan.

"Untuk yang di Rusun Nagrak sedang kami siapkan," kata Widyastuti kepada wartawan, Rabu (16/6/2021).

Berita Rekomendasi

Ia menyebut Rusun Nagrak dapat dikembangkan hingga kapasitas tampung 2.500 tempat tidur. Namun untuk tahap awal akan diproyeksikan menampung 1.000 tempat tidur.

"Nagrak itu bentuknya rusun yang baru pertama, kemarin baru kita tinjau dari tim Dinkes maupun tim satgas provinsi dan BNPB itu sementara untuk 1.000. Tapi nanti bisa dikembangkan sampai 2.500," tuturnya.

Selain Rusun Nagrak, Pemprov DKI disebut juga mengaktifkan kembali beberapa wisma sebagai upaya antisipasi lonjakan keterisian tempat tidur di fasilitas kesehatan maupun Wisma Atlet.

Antara lain wisma di Ragunan, dan Taman Mini. Kedua lokasi wisma itu disebut sudah pernah dipakai sebelumnya namun saat ini sedang kosong.

"Ada beberapa wisma yang sebenarnya sudah pernah dipakai, disiapkan oleh DKI Jakarta yaitu di wisma di Ragunan, Taman Mini itu sudah pernah dipakai. Kemarin kan kosong, sekarang dengan penuhnya wisma atlet kita buka kembali. Jadi bukan baru, tapi kita aktifkan kembali," ujar dia.

4. Saran untuk Anies

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat berada di Kantor PMI DKI Jakarta, Senin (14/6/2021)/Lusius Genik.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat berada di Kantor PMI DKI Jakarta, Senin (14/6/2021)/Lusius Genik. (Lusius Genik/Trbunnews.com)

Koordinator Lapangan Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Letkol (Mar) M. Arifin menjelaskan soal para pasien yang dirawat di sana.

"Mayoritas (pasien) Jakarta, 80 persen Jakarta," kata Arifin kepada wartawan, Selasa (15/6/2021)

Dia mengatakan pasien yang masuk ke Wisma Atlet merupakan kiriman dari Puskesmas yang ada di Jakarta.

Arifin mengatakan puluhan pasien masih akan dikirim ke Wisma Atlet.

"Bahkan sudah di kelurahan-kelurahan sebelahnya ikut tertular, Ciracas, Bambu Apus, kendalikannya harusnya mulai sekarang ya. Jalan harusnya sepi jangan macet seperti ini, berarti kan mobilisasi orang tidak dikendalikan," katanya.

Arifin menyarankan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerapkan PSBB ketat.

"Biar kita bisa fokus menangani pasien dengan baik. Kalau sudah landai silakan diatur secara bertahap lagi. Kalau sekarang ini harus diatur benar, klaster kantor juga harus diatur benar," lanjut Arifin.

Dia menekankan agar masyarakat selalu menjaga jarak.

"Kenapa jaga jarak? Karena droplet dari bersin atau batuk tanpa masker radius bisa sampai 1-2 meter. Droplet-nya menulari jadi temennya negatif jadi positif," katanya

"Tapi kan jelaskan per orang kayak gitu susah jadi dipukul rata jaga jarak semua. Tapi di rumah sakit notabenenya positif semua nggak masalah. Tapi kita tetep edukasi biar terbiasa. Memberi contoh, jaga jarak, cuci tangan, pakai masker," pungkas Arifin

(Tribunnews.com/ Chrysnha, Taufik Ismail, Danang Triatmojo, Reza Deni)(Intisari/Khaerunisa)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas