IDI Dorong Pemerintah Segera Lakukan Vaksinasi Covid-19 pada Anak-anak
IDI mendorong agar pemerintah atau pihak yang berwenang melakukan percepatan dan memastikan vaksinasi untuk semua target termasuk anak dan remaja.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Varian baru Covid-19 telah terdeteksi di Indonesia.
Satu diantaranya adalah varian delta yang memiliki karakteristik yang lebih mudah menyebar.
Varian yang sebelumnya bernama B.1617.2 ini juga dilaporkan menyerang segala usia tanpa perlu ada komorbid, lebih memperberat gejala, lebih meningkatkan kematian dan menurunkan efektifitas vaksin.
Baca juga: Dapat Izin BPOM, Anak Usia 12-17 Tahun Boleh Divaksin Pakai Sinovac
Baca juga: Ahli: Banyak Mutasi Virus Corona Berisiko Turunkan Efektivitas Vaksin
IDI mendorong agar pemerintah atau pihak yang berwenang melakukan percepatan dan memastikan vaksinasi untuk semua target populasi termasuk untuk anak dan remaja dan tercapai sesuai target.
"Bila mungkin vaksinasi >2 juta perhari, perluas tempat pelayanan vaksinasi," tulis keterangan IDI yang diterima, Senin (28/6/2021).
IDI pun memandang perlunya melakukan tracing dan testing yang masif agar kasus ditemukan sedini mungkin, termasuk untuk anak dan remaja.
Angka positivity rate dan jumlah tracing per 1000 orang per minggu sesuai dengan standar WHO dijadikan kinerja setiap Kepala Daerah.
"Diharapkan masyarakat termasuk anak-anak selalu dan tetap memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, tidak berpergian jika tidak mendesak, menjaga kesehatan dan menjalankan protokol kesehatan lainnya," lanjut keterangan tersebut.
Sebelumnya, beredar surat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait vaksinasi terhadap anak dengan rentang usia 12 hingga 17 tahun dengan penggunaan vaksin yang diproduksi PT Bio Farma dari 'bulk' vaksin Sinovac.
Dalam surat tersebut, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan untuk memberikan persetujuan penggunaan vaksin pada usia 12 hingga 17 tahun.
"Dari data keamanan uji klinik fase I dan fase II, profil AE sistemik berupa fever pada populasi 12-17 tahun tidak dilaporkan dibandingkan dengan usia 3-5 tahun dan 6-11 tahun," bunyi salah satu poin pertimbangan dalam surat rekomendasi yang diterima Tribunnews, Minggu (27/6/2021).
*Kasus Kematian Anak karena Covid-19 Tertinggi di Dunia*
Sebelumnya dari laporan Ketua umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr dr Aman Bhakti Pulungan, SpA(K), FAAP, bahwa data nasional menunjukkan proporsi kasus konfirmasi Covid-19 pada anak usia 0 sampai 18 tahun mencapai 12,5 persen.
Artinya satu dari 8 kasus konfirmasi itu adalah anak.
"Data dari IDAI menunjukan case fatality ratenya atau meninggal itu 3 sampai 5%. Jadi kita ini kematian yang paling banyak di dunia. Jadi bisa dibayangkan 1 dari 8 kasus konfirmasi positif Covid-19 itu anak dan kasus meninggal itu 3 sampai 5 persen," ujarnya.
Data jumlah kematian anak tersebut bervariasi setiap minggunya.
"Mari kita bersama kita jaga anak-anak Indonesia untuk sehat baik fisik maupun mental demi masa depan yang lebih baik.
Jaga anak kita jangan sampai ada yang sakit," pesan dr.Aman.