Ivermectin dan Remdesivir Akan Diproduksi di Indonesia, Mana yang Lebih Manjur Sembuhkan Covid-19?
Usai mengabarkan vermectin 12 mg akan diproduksi massal, Erick Thohir menyatakan, pemerintah berencana memproduksi obat Remdesivir didalam negeri.
Penulis: Anita K Wardhani
Mengutip Al Jazeera, panel ahli yang mencakup empat pasien yang pernah menderita Covid-19 pun memberikan kesimpulan.
"Remdesivir tidak memiliki efek yang berarti pada kematian atau hasil penting lainnya bagi pasien, seperti kebutuhan ventilasi mekanis atau waktu untuk perbaikan klinis,” kata WHO dalam sebuah pernyataan.
Pada Oktober, WHO mengatakan uji coba Solidaritas global yang menggunakan remdesivir dalam perawatan rumah sakit, menemukan remdesivir tidak banyak berpengaruh pada lamanya waktu pasien dirawat di rumah sakit atau kelangsungan hidup mereka.
Perhatian Dunia pada Remdesivir
Untuk dicatat, remdesivir yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi AS Gilead Sciences dikenal sebagai pengobatan Ebola.
Remdesivir adalah satu diantara beberapa obat yang menarik perhatian dunia karena para dokter mencari cara yang lebih efektif untuk mengobati virus corona baru, yang muncul di China akhir tahun lalu.
Pada 1 Mei 2020, Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat, memberikan otoritasi untuk penggunaan remdesivir ketika keadaan darurat.
Presiden AS Donald Trump diberi remdesivir ketika dia dirawat di rumah sakit karena Covid-19 pada awal Oktober.
Obat tersebut juga mendapatkan persetujuan peraturan di beberapa negara lain.
Pengobatan alternatif
Panel ahli mengakui pihaknya membuktikan remdesivir tidak bermanfaat sama sekali.
Pada Juli, Gilead memberi harga remdesivir sebesar 2.340 dolar Amerika untuk pengobatan lima hari di AS dan beberapa negara maju lainnya.
Gilead belum merilis laporan studi klinis lengkap tentang remdesivir.
Sejak dunia menaruh perhatian pada berita tentang remdesivir, pengobatan alternatif telah muncul.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.