Susi Hubungi Erick Thohir di Tengah Kegalauannya saat Staf Positif Covid-19, Tanya soal Ivermectin
Susi Pudjiastuti menghubungi Menteri BUMN, Erick Thohir, bertanya soal obat Ivermectin.
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Pravitri Retno W
"Umumnya adalah dengan dosis tunggal. Dan kalau kita lihat kerja obatnya sendiri pada cacing adalah membunuh secara langsung."
"Artinya dia bekerja secara lokal. Karena kita tahu cacing ini berada di saluran pencernaan," ungkap Ary, Senin (26/6/2021).
Obat ini, kata Ary menjadi populer untuk Covid-19 karena memang ada penelitian terkait Ivermectin.
Namun, lanjut Ary, penelitian tersebut baru ditahap in vitro atau baru pada tingkat sel.
"Masih pra klinik, belum sampai uji klinik. Di situ memang disebutkan bahwa Ivermectin dapat menghambat kerja dari virus Covid-19 ini."
Baca juga: KPK Dikepung Corona, 113 Pegawai Positif Covid-19, 1 Penyidik Meninggal
"Tapi sekali lagi, kalau masih in vitro dimana kita belum tahu berapa dosis yang tepat digunakan pada hewan atau pada manusia," sambung Ary.
Oleh karena itu, menurut Ary, sampai saat ini obat tersebut masih disebut sebagai obat cacing.
Di sisi lain, masyarakat juga perlu tahu bahwa ada efek samping yang muncul pada pasien yang mengonsumsi obat ini.
Di antaranya pasien akan merasa mual, muntah, nyeri ulu hati, diare, dan sakit kepala.
Sementara, jika dikonsumsi dengan jumlah besar dalam jangka pendek akan berisiko kerusakan pada lever.
Sehingga, Ary mengingatkan kepada masyarakat agar tidak terlalu terburu-buru dalam membeli obat ini untuk pencegahan atau mengobati Covid-19
"Jadi saya mengimbau pada masyarakat untuk tidak terlalu terburu-buru dalam membeli obat ini."
"Apabila tujuannya untuk pencegahan atau mengobati Covid-19," ucap Ary.
Namun, jika kebutuhan untuk mengobati gejala cacingan, masyarakat masih diperbolehkan mengonsumsi obat cacing.
Hanya saja, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Di antaranya apakah ada alergi terhadap obat, serta antisipasi terhadap efek samping yang timbul dari obat tersebut.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Bambang Ismoyo/Aisyah Nursyamsi)