Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Foto Jenazah Berjejer di Selasar RSUD Dr Soetomo Ternyata Benar, Berikut Pernyataan Manajemen

Tak terkendalinya lonjakan pasien Covid-19 di Surabaya menyebabkan RSUD Dr Soetomo sudah penuh dengan pasien.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Foto Jenazah Berjejer di Selasar RSUD Dr Soetomo Ternyata Benar, Berikut Pernyataan Manajemen
Twitter
Sejumlah jenazah di IGD RSUD Dr Soetomo Surabaya yang diakui Direktur RSUD Dr Soetomo Surabaya, pada Rabu (30/6/2021) kemarin 27 pasien covid-19 meninggal dunia. 

"Ya Allah... Panjenangan tarik penyakit saking Surabaya Ya Allah... Panjenengan selamatkan warga kula Ya Allah... Panjenengan selamatkan warga Surabaya Ya Allah... (Ya Allah... Mohon ditarik penyakit dari Surabaya... Mohon selamatkan warga saya Ya Allah... Selamatkan warga Surabaya ya Allah)," kata cak Eri dengan menengadah.

"Ya Allah... Ingkang sakit dipun paringi sehat... Ingkang sehat dipun paringi sehat terus.... Ya Allah hanya kepada-Mu hamba memohon ya Allah... (Yang sakit diberikan kesehatan, yang sehat tetap diberi kesehatan)," ujarnya terbata-bata sembari sesekali menyeka air matanya.

Usai berdoa, Cak Eri lantas mengusap kedua matanya. Tak hanya Eri, sejumlah kepada OPD yang ikut serta dalam doa bersama ini pun tak kuasa menahan air matanya.

Ditemui usai acara, Cak Eri memberikan penjelasan bahwa ia tak kuasa menahan air matanya saat mengingat warganya yang di tengah dirawat akibat Covid-19.

"Saya nggak tega melihat warga kita masuk RS," kata Cak Eri.

"Tadi saya lihat ke RS, lihat dari luar. Ada banyak yang pakai ventilator. Warga Surabaya adalah keluarga saya. Saya sedih harus melihat mereka seperti ini," katanya.

Cak Eri pun berujar bahwa ia mau melakukan apapun demi membebaskan warga dari Covid-19.

Berita Rekomendasi

Bahkan, ia pun berani menukar jabatannya dengan kesehatan warga.

"Misalnya, Gusti Allah ngendika, 'eh warga Surabaya isa waras tapi awakmu sing nanggung: nggak bisa jadi Wali Kota. Lila. (Misalnya, Allah berfirman, warga Surabaya bisa sehat namun kamu harus berkorban: nggak jadi Wali Kota. Saya rela)," katanya.

Sebab, Wali Kota merupakan pemimpin. Pemangku kebijakan di daerah.

"Wali Kota itu pemimpin. Pemimpin itu menentukan. Sehingga, yang dihisab pertama kali ya pemimpinnya. Jadi, kalau bisa ditukar agar warga Surabaya sehat, saya siap," katanya.

Hal ini lah yang membuatnya tak kuat menahan air mata.

"Sehingga, saya sampai tak kuat menahan air mata. Ya Allah kami melihat banyak keluarga kita meninggal atau sakit. Apa yang bisa kita banggakan?," katanya.

"Sehingga, kalau memang harus ditukar dengan jabatan saya, nggak apa-apa. Demi warga Surabaya bisa sehat semua, saya ikhlas," katanya.

Halaman
1234
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas