Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Varian Delta Serang Semua Kelompok Usia, Epidemiolog: Lansia-Penderita Komorbid Rentan Terinfeksi

Ia kemudian memprediksi puncak peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia akan terjadi menjelang akhir Juli 2021.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Varian Delta Serang Semua Kelompok Usia, Epidemiolog: Lansia-Penderita Komorbid Rentan Terinfeksi
hearingreview
Ilustrasi virus corona 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan bahwa dalam fenomena lonjakan kasus virus corona (Covid-19), yang harus dicatat adalah varian B.1.617.2 (Delta) 'menyerang semua kelompok usia'.

Varian yang diklaim lebih mudah menular ini, kata dia, bahkan dapat menyebabkan dampak yang fatal bagi kelompok lanjut usia (lansia), serta mereka yang memiliki penyakit penyerta atau kondisi khusus.

"Yang jelas penyakit ini, khususnya Delta variant ini menyerang semua usia, fatal terutama memang di usia lanjut atau yang memiliki komorbid atau kerawanan lainnya. orang yang berisiko ini akan sangat rawan," ujar Dicky, kepada Tribunnews, Minggu (4/7/2021).

Kendati saat ini banyak anak-anak yang turut terinfeksi Covid-19, khususnya di wilayah DKI Jakarta, namun ia menyebut varian ini tidak secara khusus menyerang kelompok usia anak.

"Jadi tidak khusus menyerang anak ya," kata Dicky.

Ia kemudian memprediksi puncak peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia akan terjadi menjelang akhir Juli 2021.

Baca juga: 33 Pasien Covid-19 di RS Sardjito Meninggal Akibat Oksigen Habis, DPR Desak Kemenkes Tanggung Jawab

Berita Rekomendasi

Terlebih saat ini fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) sudah tidak mampu menampung lonjakan kasus positif.

Sehingga banyak diantara pasien yang memiliki gejala beragam ini terpaksa mengisolasi secara mandiri di rumah.

"Situasi ini masih akan berlanjut sampai mendekati akhir bulan ini sebagai puncaknya. Apalagi kita ini di tengah situasi di mana semakin banyak pasien yang tidak tertangani ya," papar Dicky.

Saat ini, angka laporan kasus memang mengalami peningkatan, kata dia, namun belum terlalu tinggi lantaran testing yang dianggap kurang optimal.

Baca juga: Citilink, Angkasa Pura II, dan Garuda Indonesia Gelar Vaksinasi Covid-19 di Bandara Soekarno-Hatta

Dicky pun berharap penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga 20 Juli mendatang, dapat memaksimalkan upaya testing ini hingga mencapai angka 500.000.

"Karena memang sudah sangat banyak ini laporan kasus, (tapi) kita belum menunjukkan peningkatan yang berarti karena memang testingnya juga 'segitu', belum meningkat, kita harapkan dari ppkm darurat itu bisa 500.000," jelas Dicky.

Sehingga nantinya bisa menemukan banyak kasus infeksi baru, kemudian segera ditindaklanjuti melalui upaya isolasi, baik mandiri maupun yang difasilitasi oleh pemerintah.

"Dan langsung isolasi karantina, mau mandiri, mau difasilitasi," tutur Dicky.

Dicky pun menekankan bahwa keterbatasan fasyankes akibat lonjakan pasien Covid-19 seharusnya menjadi momen yang tepat bagi pemerintah untuk serius mengedukasi masyarakat terkait bagaimana cara mengisolasi diri di rumah.

"Tapi yang jelas, bahwa saat ini sudah waktunya memberikan edukasi pada publik bagaimana dan apa yang harus dilakukan kalau isoman (isolasi mandiri), yang jelas tidak ada hal hal yang aneh ya sebetulnya," pungkas Dicky.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas