Polri Diminta Tangkap Penjahat yang Cari Untung Besar dari Pandemi Covid-19
Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mendukung upaya aparat penegak hukum yakni Polri untuk mengambil tindakan hukum tegas terha
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mendukung upaya aparat penegak hukum yakni Polri untuk mengambil tindakan hukum tegas terhadap oknum-oknum yang mengambil keuntungan besar di tengah kesulitan masyarakat di saat PPKM Darurat.
Pemerintah menerapkan PPKM Darurat sejak tanggal 3 Juli lalu hingga 20 Juli 2021 mendatang. Pengetatan aktivitas masyarakat ini dilakukan sebagai respon atas tingginya angka kasus Covid-19 yang bergerak eksponensial.
Sayangnya di tengah krisis kesehatan dan distorsi ekonomi, ada saja ulah oknum yang bermain-main untuk mencari keuntungan besar. Sejumlah produk harganya melambung berkali lipat. Obat, vitamin, susu, hingga kelapa harganya terkerek naik dan barangnya langka di pasaran.
Atas hal itu KH Maman Imanulhaq meminta pemerintah untuk mengambil tindakan agar harga-harga kebutuhan seperti obat, vitamin, serta susu tetap stabil. KH Maman mendukung upaya aparat penegak hukum untuk mengambil tindakan hukum kepada oknum-oknum yang mengambil keuntungan besar di tengah kesulitan masyarakat.
Baca juga: Propam Periksa 4 Polisi yang Terlibat Ricuh dengan Paspampres di Pos Penyekatan PPKM Darurat
"Kita tahu semenjak serangan Covid-19 gelombang kedua di Indonesia, beberapa produk menjadi langka dan harganya mahal sekali. Dugaan saya ini ada oknum yang mengambil keuntungan dengan memotong rantai pasok sehingga pasokan ke masyarakat menjadi berkurang. Untuk oknum-oknum ini, polisi segera ungkap dan tangkap," kata KH Maman Imanulhaq, Kamis (8/7/2021).
Sementara itu, Rusli Sudin (Wirausahawan/Angkutan Logistik) yang juga merupakan penyintas Covid-19 heran dengan fenomena naiknya harga produk susu di pasaran. Sebagai penyintas Covid-19 dan mantan pasien Wisma Atlet, dirinya tidak pernah diberikan produk susu tersebut.
Ia berharap pemerintah memberikan edukasi penanganan dan pencegahan Covid-19 yang lebih keras banyak lagi agar masyarakat tidak mudah termakan isu hoaks. (*)