Soal Vaksin Berbayar, PP Muhammadiyah Khawatir Masyarakat jadi Ragu atas Kualitas Vaksin Gratis
Dadang menyatakan kalau jika nantinya pemerintah telah meresmikan penerapan vaksin berbayar maka dikhawatirkan akan timbul keraguan di masyarakat
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah bidang Pustaka dan Informasi, Dadang Kahmad memberikan tanggapannya terkait rencana pemerintah yang akan menjual vaksin Covid-19 melalui apotek Kimia Farma.
Dengan begitu masyarakat dapat membeli alias membayar jika ingin mendapatkan vaksin.
Dadang menyebut, rencana penerapan itu perlu ditinjau kembali, sebab kata dia akan timbul banyak faktor yang dinilainya meresahkan masyarakat.
"Iya harus ditinjau kembali," kata Dadang saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Rabu (14/7/2021).
Dalam penjelasannya, Dadang menyatakan kalau jika nantinya pemerintah telah meresmikan penerapan vaksin berbayar, maka dikhawatirkan akan timbul keraguan di masyarakat.
Baca juga: Dunia Usaha Dukung Vaksin Individu Berbayar, Ini Alasannya
Keraguan yang dimaksud Dadang adalah, masyarakat jadi membandingkan kualitas dari vaksin yang berbayar itu dengan yang selama ini digratiskan oleh pemerintah.
Baca juga: Pelaksanaan Vaksinasi Berbayar Wajib Tunggu Juknis Kemenkes
"Khawatir menimbulkan keraguan kualitas vaksin gratis," ucap Dadang.
Tak hanya itu, kata Guru Besar Sosiologi Agama di UIN Sunan Gunung Djati Bandung itu, rencana vaksin berbayar ini berpotensi menghambat gerakan vaksinasi nasional yang selama ini sedang berjalan.
Sebab, nantinya akan banyak masyarakat yang ragu untuk melakukan vaksin.
"Dikhawatirkan menghambat vaksinasi nasional," tuturnya.
Atas dasar itu, Dadang meminta kepada Pemerintah Pusat untuk mengkaji kembali rencana ini, terlebih saat ini sedang menunda penerapan vaksin berbayar tersebut.
Sebab dirinya lebih mendukung gerakan vaksinasi gratis yang dinilai memudahkan masyarakat.
"Lebih mendukung vaksinasi gratis diperluas jangkauan dipermudah aksesnya. Masyarakat bisa memilih jenis vaksin yang disukai," tukasnya.
Sebelumnya, PT Kimia Farma Tbk sebagai pihak penyedia vaksin gotong royong menunda program vaksin berbayar bagi individu.
Program vaksin berbayar ini yang sejatinya berjalan pada Senin (12/7/2021).
Berdasarkan rencana awal, jenis vaksin Covid-19 yang digunakan untuk vaksinasi berbayar sama seperti vaksin gotong-royong perusahaan, yaitu Sinopharm.
Baca juga: Dilarang WHO, Thailand Dukung Pencampuran Dua Merek Vaksin Berbeda untuk Dosis Kedua Bahkan Booster
Harga beli vaksin dalam program vaksinasi gotong royong individu ini sebesar Rp321.660 untuk satu dosis.
Peserta vaksinasi juga akan dibebankan tarif pelayanan vaksinasi sebesar Rp117.910 per dosis.
Dengan demikian, setiap satu dosis penyuntikan vaksin peserta harus mengeluarkan Rp439.570.
Total pembayaran untuk satu orang dengan dua kali dosis vaksin yakni sebesar Rp879.140.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.