Perbedaan Gejala Umum Virus Corona dengan Varian Delta Beserta Cara Mencegah Penularan Varian Delta
Berikut perbedaan gejala umum virus Corona dengan varian Delta, lengkap dengan cara mencegah penularan dan ketentuan isolasi mandiri di rumah.
Penulis: Adya Ninggar P
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini perbedaan gejala umum virus corona dengan varian Delta.
Pada artikel ini juga terdapat cara mencegah penularan varian Delta beserta ketentuan isolasi mandiri di rumah jika terinfeksi Covid-19.
Varian virus Corona, Delta, kini tengah menjadi varian paling dominan.
Varian Delta juga dikenal sebagai B.1.617.2 dan terdeteksi pertama kali di India.
Baca juga: Negara Bagian Victoria di Australia Lockdown Kelima Kalinya, Imbas 18 Kasus Corona Baru
Baca juga: Ciri-ciri dan Gejala Covid-19 Varian Delta Beserta Ketentuan Melakukan Isolasi Mandiri di Rumah
Berikut penjelasan lengkap tentang virus corona yang dikutip dari kemkes.go.id.
Covid-19 dan Virus Corona
Virus Corona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.
Pada manusia, Covid-19 biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan.
Mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Virus Corona jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan, China pada Desember 2019.
Virus ini kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2) dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19).
COVID-19 disebabkan oleh SARS-COV2 yang termasuk dalam keluarga besar coronavirus yang sama dengan penyebab SARS pada tahun 2003, hanya berbeda jenis virusnya.
COVID-19 juga memiliki penyebaran yang lebih luas dan cepat ke beberapa negara dibanding SARS.
Gejala Umum Virus Corona
Berikut ini beberapa gejala umum virus Corona yang dikutip dari corona.jakarta.go.id:
- Demam
- Batuk kering
- Napas pendek
- Mudah lelah
- Menggigil
- Anosmia atau tak dapat merasakan bau dan rasa
Varian Delta
Dikutip dari Healthline.com, varian Delta juga dikenal sebagai B.1.617.2.
Varian Delta pertama kali terdeteksi di India.
Para ahli mengatakan, varian Delta Covid-19 menimbulkan ancaman karena lebih mudah menular daripada jenis varian lain dan memberikan gejala yang lebih serius.
Varian Delta juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Dikutip dari cnbc.com, saat ini varian Delta menjadi varian penyakit dominan di seluruh dunia.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan varian Delta menyebar di seluruh dunia dengan kecepatan tinggi, mendorong lonjakan baru dalam kasus dan kematian.
Namun tidak semua negara mengalami situasi yang sama.
Tedros juga mengatakan, varian ini menyebar dengan cepat dan menginfeksi orang yang tidak terlindungi dan rentan.
Soumya Swaminathan, Pakar Genetik dan Administrator Internasional asal India memperingatkan, orang yang sudah divaksin masih bisa terkena dan menularkan Covid-19 kepada orang lain.
Karena hal tersebut, WHO mendesak semua orang untuk tetap menggunakan masker dan menjaga jarak di mana pun.
Beberapa penelitian menunjukkan, orang yang sudah divaksin masih bisa terinfeksi Covid.
Namun, virus yang menginfeksi jauh lebih sedikit dan gejalanya mungkin tidak akan separah mereka yang belum divaksin.
Mereka yang terinfeksi Covid setelah divaksin mengurangi risiko menularkan virus ke orang lain.
Tetapi, WHO mengatakan diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami dampak vaksin terhadap penularan.
Gejala Varian Delta
Dikutip dari corona.jakarta.go.id, beberapa gejala umum virus Corona mungkin masih dialami pasien Covid-19 varian Delta.
Namun terdapat beberapa gejala yang dialami pasien varian Delta, yaitu:
- Nyeri otot
- Sakit kepala
- Sakit tenggorokan
- Hidung tersumbat atau pilek
- Mual atau muntah
- Diare
- Sakit perut
- Kehilangan nafsu makan
- Gangguan pendengaran
- Pembekuan darah
- Gangrene atau matinya jaringan tubuh
Cara Mencegah Penularan Varian Delta
Tingkat penularan varian Delta yang lebih tinggi diperlukan protokol kesehatan yang lebih ketat untuk melindungi diri dari virus.
Kemenkes RI merekomendasikan semua orang menggunakan double-masking atau memakai dua masker.
Double-masking hanya untuk pengguna masker medis dan masker kain.
Urutannya adalah masker medis didalam dan masker kain dipakai di luar.
Pastikan penggunaan masker tidak mengganggu pandangan dan tetap mudah bernapas.
Memakai dua masker akan memberikan perlindungan yang lebih optimal dari virus Corona sebesar 85%.
Masyarakat juga masih harus menerapkan 5M, yaitu memakaki masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.
Kemenkes juga menghimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi agar imunitas meningkat dan risiko terinfeksi virus Corona berkurang.
Tingkatan Gejala Covid-19
Berikut ini tingkatan gejala pasien positif Covid-19 yang dikutip dari Instagram @kemenkes_ri:
a. Pasien Tanpa Gejala
- Gejala: Frekuensi napas 12-20 kali per menit, saturasi oksigen lebih besar atau sama dengan 95 persen.
- Tempat Perawatan: Isolasi mandiri di rumah atau fasilitas isolasi pemerintah
- Terapi: Vitamin C, D dan Zinc
- Lama perawatan: 10 hari isolasi sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi.
b. Pasien Ringan
- Gejala: Demam, batuk (umumnya batuk kering ringan), fatigue/kelelahan ringan, anoreksia, sakit kepala, kehilangan indra penciuman/anosmia, kehilangan indra pengecapan/ageusia, malgia, dan nyeri tuang, nyeri tenggorokan, pilek dan bersin, mual, muntah, nyeri perut, diare, konjungtivitas, kemerahan pada kulit/perubahan warna pada jari-jari kaki, frekuensi napad 12-20 kali per menit, saturasi oksigen lebih besar atau sama dengan 95 persen.
- Tempat Perawatan: Fasilitas isolasi pemerintah atau isolasi mandiri di rumah bagi yang memenuhi syarat.
- Terapi: Oseltamivir atau favipiravir, Vitamin C, D dan Zinc
- Lama perawatan: 10 hari isolasi sejak timbul gejala dan minimal 3 hari bebas gejala.
c. Pasien Sedang
- Gejala: Demam, batuk (umumnya batuk kering ringan), fatigue/kelelahan ringan, anoreksia, sakit kepala, kehilangan indra penciuman/anosmia, kehilangan indra pengecapan/ageusia, malgia, dan nyeri tuang, nyeri tenggorokan, pilek, dan bersin, mual, muntah, nyeri perut, diare, konjungtivitas, kemerahan pada kulit/perubahan warna pada jari-jari kaki, frekuensi napas 12-20 kali per menit, saturasi oksigen lebih besar atau sama dengan 95 persen, sesak napas tanpa distress pernapasan
- Tempat Perawatan: RS Lapangan, RS Darurat COVID-19, RS Non Rujukan, RS Rujukan
- Terapi: Favipiravir, remdesivir 200 mgIV, azitromisin, kartikosteroid, Vitamin C, D, dan Zinc, Antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan evaluasi Dokter penanggung jawab (DPJP), pengorbatan komorbid bila ada, terapi O2 secara noninvasif dengan arus sedang sampai tinggi (HFNC)
- Lama perawatan: 10 hari isolasi sejak timbul gejala dan minimal 3 hari bebas gejala.
d. Pasien Berat Atau Kritis
- Gejala: Demam, batuk (umumnya batuk kering ringan), fatigue/kelelahan ringan, anoreksia, sakit kepala, kehilangan indra penciuman/anosmia, kehilangan indra pengecapan/ageusia, malgia, dan nyeri tuang, nyeri tenggorokan, pilek, dan bersin, mual, muntah, nyeri perut, diare, konjungtivitas, kemerahan pada kulit/perubahan warna pada jari-jari kaki, frekuensi napas lebih besar dari 30 kali per menit, saturasi oksigen lebih besar atau sama dengan 95 persen, sesak napas tanpa distress pernapasan
- Kondisi Kritis: ARDS/Gagal napas, sepsis, syok sepsis, dan multiorgan fallure.
- Tempat Perawatan: HCU/ICU RS Rujukan
- Terapi: Favipiravir, remdesivir, azitromisin, kartikosteroid, Vitamin C, D dan Zinc, Antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan evaluasi Dokter penanggung jawab (DPJP), pengorbatan komorbid bila ada, HFNC/ventilator, terapi tambahan.
- Lama perawatan: 10 hari isolasi sejak timbul gejala dan minimal 3 hari bebas gejala.
Sebagai informasi tambahan, berikut ini ketentuan melakukan isolasi/karantina mandiri di rumah bagi pasien positif Covid yang dikutip dari Instagram @kemenkes_ri:
Ketentuan Isolasi/Karantina Mandiri
- Ventilasi dan pencahayaan yang baik
- Gunakan alat makan dan minum tersendiri
- Kamar mandi terpisah, tetapi jika tidak tersedia lakukan desinfeksi rutin pada permukaan yang sering disentuh
- Kamar tidur terpisah
- Hindari kontak dengan orang lain serta tidak bepergian dan tidak menerima tamu
- Jaga jarak
- Disinfeksi/bersihkan permukaan dengan disinfeksi secara berkala
- Gunakan masker dengan benar
- Tangani sampah dengan hati-hati
- Cuci tangan dengan sabun
- Pemantauan gejala harian
- Jika muncul gejala yang semakin parah segera lapor petugas
- Berkoordinasi dengan puskesmas
- Orang yang merawat harus memperhatikan protokol kesehatan 3M
(Tribunnews.com/Nadya)
Berita terkait varian Delta