Program Vaksinasi Harus Digenjot Hingga ke Pelosok-pelosok Daerah
Program percepatan vaksinasi covid-19 menjadi solusi agar angka pertambahan kasus positif menurun dan mengarah kepada herd immunity atau kekebalan kel
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program percepatan vaksinasi Covid-19 menjadi solusi agar angka pertambahan kasus positif menurun dan mengarah kepada herd immunity atau kekebalan kelompok.
"Kami harap semuanya termasuk dunia usaha untuk mendukung kebijakan meskipun belum maksimal hasilnya," kata Wakil Ketua MPR, Jazilul Fawaid dalam pernyataannya, Senin(19/7/2021).
Pendapat senada juga dilontarkan Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily.
Ia menyebut pemerintah dinilai perlu memastikan ketersediaan vaksin dengan merk apapun, asalkan memiliki tingkat efikasi yang tinggi dan merata.
Selanjutnya, melakukan pemerataan program vaksinasi secara masif di seluruh Indonesia hingga ke pelosok-pelosok.
Menurut dia, saat ini hampir di semua daerah, termasuk di kampung-kampung, tingkat penyebaran kasus Covid-19 juga sudah merata.
Kemudian, pemerintah perlu memastikan warga yang ekonominya terdampak PPKM Darurat mendapatkan pemenuhan kebutuhan dasar seperti sembako, PKH, BST dan BLT Desa.
"Termasuk menyelesaikan penanganan kesehatan masyarakat, mengendalikan mobilitas masyarakat untuk menahan laju penularan dengan kebijakan PPKM Darurat. Tentu dengan kedisiplinan masyarakat," kata Ace.
Sementara itu, Anggota Komisi VIII DPR Lisda Hendrajoni mengajak semua elemen bangsa bangkit bersama menghadapi krisis kesehatan dan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Budaya gotong-royong sebagai ciri bangsa Indonesia harus selalu dipertahankan.
Baca juga: Rakyat Prancis Tolak Paspor Imun dan Perintah Vaksinasi, Ratusan Ribu Demonstran Turun ke Jalan
"Saya mengapresiasi komunitas. Ada komunitas pemuda, ibu-ibu. Mereka memerhatikan lingkungan sekitarnya. Sumbang nasi bungkus dan lain-lain," kata Lisda.
Menurut Lisda, sikap masyarakat seperti itu yang negara butuhkan dalam menghadapi krisis. Masyarakat perlu mengetahui tetangganya yang sedang isolasi mandiri. Sebab, masyarakat yang positif Covid-19 tidak bisa keluar rumah selama isolasi mandiri. Sementara mereka butuh makan dan obatan-obatan.
"Bagaimana masyarakat di sekitar dapat memenuhi kebutuhan mereka selama isolasi mandiri. Kalau itu kita lakukan bersama-sama, kita bisa bangkit bersama-sama, mengurangi gejolak dan juga membantu saudara-saudara kita," ujar Lisda.
Lisda mengatakan ada hasil survei baru-baru ini yang menyebut tingkat kepedulian masyarakat Indonesia paling tinggi selama Covid-19. "Tentu itu menjadi modal bagi masyarakat Indonesia yang memang dari dulu sudah kenal gotong-royong. Sekarang saatnya betul-betul kita praktikan," tuturnya.(Willy Widianto)