Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cara Jokowi Umumkan Perpanjangan PPKM Darurat Dinilai Lebih Tenangkan Masyarakat

Cara Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan keterangan pers mengenai PPKM Darurat dinilai dapat menenangkan masyarakat.

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Cara Jokowi Umumkan Perpanjangan PPKM Darurat Dinilai Lebih Tenangkan Masyarakat
YouTube Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam keterangan pers mengenai PPKM Darurat, Selasa (20/7/2021) malam. 

TRIBUNNEWS.COM - Pengamat kebijakan publik, Dr Gabriel Lele, menilai cara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam memberikan keterangan pers mengenai PPKM Darurat dapat menenangkan masyarakat.

Apa yang disampaikan Jokowi dinilai mampu mengelola reaksi publik.

Diketahui dalam penyampaiannya pada Selasa (20/7/2021) malam, Jokowi tidak secara langsung menyebut memperpanjang PPKM Darurat hingga tanggal 25 Juli 2021.

Namun, Jokowi menyebut akan mulai melonggarkan secara bertahap mulai 26 Juli 2021, sehingga publik dinilai Gabriel bisa menerima dengan lebih tenang.

"Akan berbeda reaksi publik jika pemerintah mengatakan (PPKM) diperpanjang sekian hari," ungkap Gabriel saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (21/7/2021).

Baca juga: Pertanyakan Dasar Hukum Istilah PPKM, Cak Sholeh: Semestinya Pakai PSBB atau Karantina Wilayah

Gabriel menilai cara penyampaian Jokowi dimaksudkan untuk menimbulkan harapan dan ketenangan di tengah masyarakat.

Namun, lanjut Gabriel, jika Jokowi mengumumkan PPKM Darurat diperpanjang sekian hari, akan terjadi sejumlah reaksi panas di masyarakat.

Berita Rekomendasi

"Tentu masyarakat akan berhitung akan makan apa, beberapa mulai panik, dan beberapa melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan prinsip PPKM," ungkapnya.

Kebijakan Tepat

Adapun Gabriel menilai kebijakan pemerintah tak serta merta melonggarkan PPKM adalah kebijakan yang tepat.

"Saya pikir kalau dikaitkan dengan tren pandeminya, kebijakan ini tepat."

"Kalau belajar pengalaman negara lain, seperti Inggris dan Italia itu lebih ekstrem, pakai lockdown," ujarnya.

Baca juga: Demo Tolak PPKM Darurat: Perusuh Baju Hitam, Bom Molotov, Diduga Ditunggangi Kelompok Anarko

Namun pemerintah Indonesia dinilai Gabriel berhitung betul tentang konsekuensi sosial dan ekonomi hingga akhirnya memilih PPKM.

"Kita kalau lihat, tren (kasus Covid-19) belakangan belum turun, Pak Luhut (Binsar Pandjaitan) mengatakan puncaknya masih beberapa hari ke depan."

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas