Cara Jokowi Umumkan Perpanjangan PPKM Darurat Dinilai Lebih Tenangkan Masyarakat
Cara Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan keterangan pers mengenai PPKM Darurat dinilai dapat menenangkan masyarakat.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Pengamat kebijakan publik, Dr Gabriel Lele, menilai cara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam memberikan keterangan pers mengenai PPKM Darurat dapat menenangkan masyarakat.
Apa yang disampaikan Jokowi dinilai mampu mengelola reaksi publik.
Diketahui dalam penyampaiannya pada Selasa (20/7/2021) malam, Jokowi tidak secara langsung menyebut memperpanjang PPKM Darurat hingga tanggal 25 Juli 2021.
Namun, Jokowi menyebut akan mulai melonggarkan secara bertahap mulai 26 Juli 2021, sehingga publik dinilai Gabriel bisa menerima dengan lebih tenang.
"Akan berbeda reaksi publik jika pemerintah mengatakan (PPKM) diperpanjang sekian hari," ungkap Gabriel saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (21/7/2021).
Baca juga: Pertanyakan Dasar Hukum Istilah PPKM, Cak Sholeh: Semestinya Pakai PSBB atau Karantina Wilayah
Gabriel menilai cara penyampaian Jokowi dimaksudkan untuk menimbulkan harapan dan ketenangan di tengah masyarakat.
Namun, lanjut Gabriel, jika Jokowi mengumumkan PPKM Darurat diperpanjang sekian hari, akan terjadi sejumlah reaksi panas di masyarakat.
"Tentu masyarakat akan berhitung akan makan apa, beberapa mulai panik, dan beberapa melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan prinsip PPKM," ungkapnya.
Kebijakan Tepat
Adapun Gabriel menilai kebijakan pemerintah tak serta merta melonggarkan PPKM adalah kebijakan yang tepat.
"Saya pikir kalau dikaitkan dengan tren pandeminya, kebijakan ini tepat."
"Kalau belajar pengalaman negara lain, seperti Inggris dan Italia itu lebih ekstrem, pakai lockdown," ujarnya.
Baca juga: Demo Tolak PPKM Darurat: Perusuh Baju Hitam, Bom Molotov, Diduga Ditunggangi Kelompok Anarko
Namun pemerintah Indonesia dinilai Gabriel berhitung betul tentang konsekuensi sosial dan ekonomi hingga akhirnya memilih PPKM.
"Kita kalau lihat, tren (kasus Covid-19) belakangan belum turun, Pak Luhut (Binsar Pandjaitan) mengatakan puncaknya masih beberapa hari ke depan."