Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Strategi Penanganan Pandemi, Pengamat Sebut Harusnya Diberlakukan Lockdown Ketat Sejak Awal

Di tengah laju penyebaran virus yang meningkat, dirinya melihat, masih banyak masyarakat yang dengan bebas melakukan mobilitas.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Strategi Penanganan Pandemi, Pengamat Sebut Harusnya Diberlakukan Lockdown Ketat Sejak Awal
Warta Kota/Nur Ichsan
Puluhan kendaraan melenggang bebas saat melintasi pos penyekatan PPKM di Jalan Daan Mogot Km 15, Jakarta Barat, pada hari terakhir perpanjangan penerapan PPKM, Minggu (25/7/2021). Penerapan PPKM di ibukota diklaim mampu mengurangi mobilitas warga. *** Local Caption *** 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah telah memutuskan untuk memperpanjang Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 hingga level 4, sampai 2 Agustus 2021.

Sejak awal pandemi Covid-19 melanda Indonesia, pemerintah menerapkan kebijakan dengan berbagai istilah. Mulai dari istilah PSBB hingga PPKM.

Terbaru pemerintah menggunakan istilah PPKM Level 3 atau 4.

Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Esther Sri Astuti mengatakan, meskipun berbagai istilah telah dimunculkan, namun Pemerintah diimbau untuk tetap melakukan ‘lockdown’ ketat agar pandemi ini dapat segera berakhir.

Di tengah laju penyebaran virus yang meningkat, dirinya melihat, masih banyak masyarakat yang dengan bebas melakukan mobilitas.

Baca juga: 4 Minggu Cabut Sistem Pembatasan, Islandia Kembali Lockdown

Seperti  dengan mudah ditemukannya bus antar kota antar provinsi yang masih beroperasi.

Berita Rekomendasi

Hingga bandara yang masih beroperasi melayani penerbangan internasional, bahkan masih ada saja warga negara asing yang masuk ke wilayah Indonesia.

“Yang harus dilakukan, yaitu lockdown ketat atau PPKM. Tapi saya mengimbau, PPKM ini harus dilakukan benar-benar, jangan hanya lips services,” ujar Esther dalam diskusi secara virtual, Senin (26/7/2021).

Dirinya mengakui, lockdown yang ketat dapat menekan ekonomi yang cukup dalam.

Contohnya seperti China. Saat lockdown dilakukan, ekonomi negara tersebut terkontraksi secara signifikan hingga 6,8 persen.

Namun, setelah kebijakan lockdown berhasil dilakukan, perlahan kasus aktif covid-19 melandai, dan pada kahirnya pertumbuhan China berangsur tumbuh kembali.

Tak hanya di China, beberapa negara lain yang berhasil keluar dari jurang pandemi adalah Italia dan juga Spanyol.

Baca juga: Malaysia Laporkan Rekor 15.902 Kasus Baru Covid-19 di Tengah Lockdown Nasional

“Jadi jangan takut pemerintah kalau melakukan lockdown, karena panglima di kondisi pandemi ini adalah sektor kesehatan bukan ekonomi,” ujar Esther.

“Memang dampaknya sangat kuat bagi ekonomi. Tapi bukti empiris di China Italia atau Spanyol, mereka sekarang sudah relatif lebih baik karena melakukan lockdown dengan ketat,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas