Hidup Berdampingan dengan Covid-19 Bisa Dilakukan, Caranya Ubah Perilaku
Perlu disadari bahwa penting untuk mengubah perilaku manusia agar bisa hidup berdampingan dengan covid-19.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Virus SARS-CoV-2 (Covid-19) tidak sama dengan virus lainnya yang pernah melanda dunia, termasuk Indonesia.
Demikian dikatakan Kasubbid Tracing Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, dr. Koesmedi Priharto, Sp.OT., M.Kes, dalam virtual talk show BNPB bertajuk 'Hidup Berdampingan dengan Covid-19: Peran Perangkat Desa Lawan Corona', Kamis (29/7/2021).
Ia menjelaskan, virus sebelumnya yang pernah dialami dunia seperti SARS-CoV-1, Flu Burung, Flu Babi, hingga Demam Berdarah memiliki media antara 'hewan'.
Penanganannya, lanjut dia, saat itu adalah melakukan pembasmian terhadap hewan yang menjadi perantara. Ini dilakukan sebagai upaya menghilangkan potensi penularan.
Baca juga: Apa Bedanya Virus Covid-19 Varian Delta dengan Delta Plus? Begini Penjelasan Ahli
"Seperti SARS-CoV-1 itu media antaranya unggas, ada Flu Babi media antaranya babi, ada Flu Burung media antaranya burung, ada demam berdarah media antaranya nyamuk. Kalau media antaranya itu dibasmi, maka dia akan hilang penularannya," kata dr. Koesmedi.
Namun kasus berbeda terjadi pada SARS-CoV-2, karena virus ini bisa ditularkan dari manusia ke manusia.
Oleh karena itu, cara memusnahkannya tidak mungkin melalui pembasmian manusia.
![Kasubbid Tracing Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, dr. Koesmedi Priharto, Sp.OT., M.Kes, dalam virtual talk show BNPB bertajuk 'Hidup Berdampingan dengan Covid-19: Peran Perangkat Desa Lawan Corona', Kamis (29/7/2021).](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/dr-koesmedi-priharto-3545.jpg)
"Sedangkan pada SARS-CoV-2 ini, medianya adalah head to head antara manusia dengan manusia, sehingga kalau kita mau memutuskan (rantai penularannya), kan tidak mungkin kita menghilangkan manusianya," tegas dr. Koesmedi.
Maka, perlu disadari bahwa penting untuk mengubah perilaku manusia agar bisa hidup berdampingan dengan virus ini.
Baca juga: Negara-negara Maju Disebut Belum Optimal Sumbangkan Vaksin Covid-19 hingga Picu Gelombang Kematian
Caranya adalah melalui selalu menjaga kebersihan serta menerapkan protokol kesehatan 5M yakni Mencuci tangan, Menjaga jarak, Memakai masker, Mengurangi mobilitas dan Menjauhi kerumunan.
Menurutnya, jika perilaku hidup sehat dan tertib selalu diterapkan dan menjadi 'budaya', maka angka positif Covid-19 pun akan turun.
Namun jika perilaku abai terhadap kesehatan dan lingkungan terus dilakukan, maka hal yang terjadi pun akan sebaliknya yakni melonjaknya angka positif Covid-19.
"Jadi semuanya sangat bergantung pada perilaku kita dalam menjaga penularan itu, Kalau perilaku kita baik maka angkanya akan turun, ketika perilaku kita buruk untuk tidak bisa mencegah dengan baik cara penularannya, maka angkanya akan naik, nah itu harus dipahami oleh masyarakat," pungkas dr. Koesmedi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.