Keluhan PKL soal PPKM: Baru Kali ini Pemasukan Pagi hingga Sore Hanya Rp 7000 Saja
Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat hingga 9 Agustus, membuat para pedagang kaki lima (PKL) omzetnya menurun hingga 75 persen.
Penulis: Ferryal Immanuel
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat hingga 9 Agustus, membuat para pedagang kaki lima (PKL) omzetnya menurun hingga 75 persen.
Rentani Pangaribuan, salah satu pedagang kaki lima yang berada di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur mengeluh bahwa selama penerapan PPKM omzetnya sehari-hari menurun.
"Menurut saya, sejak tahun 1998 saya berjualan menjadi PKL baru kali ini pemasukan dari pagi hingga sore hanya Rp 7.000 saja," ucapnya kepada Tribunnews, Selasa (3/8/2021).
Dia menjelaskan bahwa selama kegiatan PPKM, daya tarik pembeli dari sopir angkutan kota (angkot) menurun sekali.
"Ya kalau dulu masih banyak yang beli karena ekonomi para angkot banyak, tetapi kalau PPKM terus kita para PKL juga kena dampaknya karena para sopir tidak ada pemasukan. Paling hanya 1-2 orang saja," ujarnya kepada Tribunnews.
Seperti diketahui bahwa Rentai berjualan minuman dingin dan rokok untuk para sopir yang bekerja sebagai sopir angkutan umum.
Baca juga: Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 1,2 Juta Untuk 1 Juta UKM-PKL Warung
"Saya tidak bisa berkata lebih, saya hanya berharap Pemerintah melonggarkan PPKM supaya penumpang angkot meningkat dan pemasukan sopir juga meningkat," ujar Rentani Pangaribuan.
Dia berharap kedepannya Pemerintah memperhatikan masyarakat yang berada dikalangan bawah agar kebutuhannya setiap hari dapat terpenuhi.
"Saya belum tahu hingga nanti malam bisa dapat berapa, saya aja sudah pusing untuk bayar kontrakan rumah," ucapnya.
Ia berharap kepada Pemerintah memperhatikan para pedagang kaki di tengah situasi PPKM ini.