PPNI: Varian Delta Menambah Banyak Perawat Terpapar Covid-19
Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah, mengatakan, banyak perawat yang terkonfirmasi positif.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah, mengatakan, banyak perawat yang terkonfirmasi positif.
Namun di sisi lain kasus sedang tinggi, dan rumah sakit pun harus meningkatkan pelayanan.
Sehingga jumlah perawat yang aktif melayani pasien pun juga berkurang.
"Rumah sakit harus menambah ruang perawatan, UGD, ruang observasi yang biasanya di bawah 10 jadi diatas 30 (padahal) tenaga perawat tidak serta merta ditambah," ujarnya melalui keterangan tertulis, Rabu (4/8/2021).
Menurutnya, saat ini dengan varian Delta dan meningkatnya jumlah kematian tenaga kesehatan sedikit banyak menambah kekhawatiran.
Apalagi diantaranya juga menangani rekan sendiri yang terpapar dan akhirnya wafat.
"Ini tantangan tersendiri," katanya.
Harif memastikan, dengan semakin banyak informasi soal karakteristik COVID-19, cara pencegahan, dan peralatan seperti Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai membuat tenaga kesehatan lebih siap untuk menghadapi pandemi.
Baca juga: Kabur dari Perawatan Rumah Sakit Lapangan Khusus Bantul, Pasien Covid-19 Ditemukan Tewas di Kolam
"Kalau saya melihat dan berbicara dengan teman-teman perawat di lapangan, tidak seperti di awal pandemi yang APD saja masih amat terbatas. Saat ini sudah terorientasi dalam kondisi pandemi, baik diri sendiri maupun keluarga," papar Harif.
Terkait cakupan vaksinasi tenaga kesehatan dalam dosis pertama dan kedua yang mencapai target menunjukkan bahwa kesadaran untuk melindungi diri tinggi.
Dan vaksin dosis ketiga, dia menilai, secara umum dibutuhkan sebagai tambahan penguat diri.
Dalam kondisi saat ini dengan banyaknya orang yang terkonfirmasi baik tanpa gejala maupun dengan gejala memberikan risiko bagi tenaga kesehatan.
Selain itu juga tenaga kesehatan bekerja untuk menangani pasien COVID-19 yang jumlah pasien banyak sehingga beban semakin tinggi.
"Untuk itu perlu penguatan daya tahan salah satunya dengan vaksin," katanya.