Abaikan Seruan WHO, Negara-negara Ini Tetap Berencana Gunakan Vaksin Booster
Jerman, Perancis, dan Israel akan tetap melanjutkan rencana mereka memberikan vaksin tambahan (booster) virus corona atau Covid-19 kepada warganya.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
Mirisnya, negara-negara berpenghasilan rendah hanya mampu memberikan 1,5 dosis untuk setiap 100 warganya, karena kurangnya pasokan.
Kementerian Kesehatan Jerman pun menolak tuduhan itu dan mengatakan pihaknya juga akan menyumbangkan setidaknya 30 juta dosis vaksin ke negara-negara miskin.
"Kami ingin memberikan vaksinasi booster pada kelompok rentan di Jerman dan pada saat yang sama juga mendukung vaksinasi sebanyak mungkin orang di dunia," kata kementerian itu.
Menanggapi pernyataan Tedros, Amerika Serikat (AS) mengatakan pada hari Rabu lalu bahwa negara itu siap untuk memberikan vaksin booster jika diperlukan.
Baca juga: WHO Serukan Moratorium Suntikan Booster Vaksin Covid-19
Ini mengindikasikan bahwa AS juga tidak akan mendengarkan seruan WHO.
Sementara itu, raksasa farmasi AS, Pfizer mengatakan pemberian booster kemungkinan besar diperlukan karena berkurangnya respons antibodi, terutama setelah enam bulan pemberian vaksin.
Di sisi lain, regulator kesehatan AS menyampaikan bahwa diperlukan lebih banyak bukti ilmiah untuk memastikan booster tertentu memang benar-benar diperlukan.
Namun, pernyataan ini telah mengindikasikan bahwa regulator kesehatan AS meyakini booster mungkin diperlukan untuk diberikan kepada orang dengan sistem kekebalan yang terganggu (immunocompromised).
Pemerintahan Macron saat ini sedang mencoba untuk meningkatkan program vaksinasinya, saat negara itu menghadapi gelombang keempat Covid-19 dan aksi protes warganya terhadap kebijakan pemerintah terkait penanganan virus ini.
Perlu diketahui, Prancis dan Jerman sejauh ini telah memberikan setidaknya satu dosis vaksin kepada 64,5 persen dan 62 persen dari masing-masing populasi, dengan 49 persen warga Prancis dan 53 persen warga Jerman telah divaksinasi secara penuh.