Angka Kematian Masih Tinggi, Isolasi Terpusat Dinilai Jadi Solusi Bagi Pasien Isoman
Jika pasien tersebut menjalani isolasi di fasilitas isolasi terpusat, maka kondisi kesehatannya akan terpantau.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Dr. Sonny Harry B Harmadi, mengatakan saat ini yang menjadi salah satu perhatian pemerintah adalah angka kematian pasien Covid-19 yang masih tinggi.
"Jadi salah satu PR (pekerjaan rumah) kita itu angka kematian masih tinggi," ujar Dr. Sonny, dalam virtual Dialog bertajuk 'Kabar Terbaru Perkembangan PPKM', Selasa (10/8/2021) sore.
Ia menyampaikan bahwa arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menyiapkan isolasi terpusat agar tersebar di banyak daerah merupakan langkah yang tepat.
Ini untuk menampung pasien positif Covid-19 yang tinggal di pemukiman padat yang memiliki fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) dengan penanganan terbatas di wilayahnya.
Baca juga: Peringati Tahun Baru Islam, RMP Ingatkan Kepedulian di Masa Pandemi Covid-19
Baca juga: Seberapa Efektif PPKM Tekan Penularan Covid-19? Ini Penjelasan Satgas
Fasyankes yang terbatas ini dapat membuat pasien terpaksa mengisolasi dirinya secara mandiri (isoman) di rumah, padahal gejala yang dialami bisa saja masuk kategori sedang hingga berat.
Jika pasien tersebut menjalani isolasi di fasilitas isolasi terpusat, maka kondisi kesehatannya akan terpantau.
Baca juga: Kasus Aktif Covid-19 Turun, Satgas Sebut Kabar Gembira yang Perlu Ditingkatkan
"Jadi oleh karenanya, saran Bapak Presiden bagus sekali, jangan dilakukan isolasi mandiri, semua yang isolasi mandiri digeser untuk ikut isolasi yang terpusat agar bisa dipantau kondisinya," kata Dr. Sonny.
Hal ini tentu dapat mengurangi angka kematian pada temuan pasien isoman.
"Lalu kemudian diantisipasi kalau sampai terjadi perburukan kondisi dari pasien, sehingga kita tidak membiarkan," tegas Dr. Sonny.