Muhadjir Effendy Ungkap Dampak Pandemi Covid-19 Bagi Penderita TB, HIV, Hingga Stunting
krisis kesehatan yang disebabkan pandemi covid-19 ternyata juga berdampak pada pelayanan dasar kesehatan yang harus diberikan pemerintah kepada masyar
Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengungkapkan krisis kesehatan yang disebabkan pandemi covid-19 ternyata juga berdampak pada pelayanan dasar kesehatan yang harus diberikan pemerintah kepada masyarakat.
Ia mencontohkan pada penderita Tuberkulosis atau TB.
Muhadjir menjelaskan sebelum banyak fasilitas tes covid-19 PCR seperti saat ini, fasilitas yang digunakan adalah fasilitas untuk mengetes penyakit TB yakni tes cepat molekuler atau TCM.
TCM-TCM di daerah, kata dia, disulap untuk mengetes covid.
Hal tersebut disampaikan Muhadjir dalam Webinar 83 Tahun Sinar Mas bertajuk Indonesia Sehat, Ekonomi Bangkit yang disiarkan di kanal Youtube Sinar Mas pada Selasa (14/9/2021).
"Akibatnya apa? Banyak sekali (penderita) TB yang terbengkalai baik yang sudah diobati maupun yang seharusnya segera dilacak untuk diobati. Dan banyak sekali orang-orang berpenyakit TB yang terpaksa menjadi resisten obat karena tidak terurus dengan baik," kata Muhadjir.
Padahal, kata dia, apabila penderita TB sudah mengalami resistensi obat maka waktu pengobatannya akan jauh lebih lama.
Baca juga: Muhadjir Effendy: Covid-19 Tunjukkan Kelemahan Infrastruktur Kesehatan Yang Harus Dibenahi
Selain itu, ia juga mencontohkan dampak pandemi covid-19 bagi penderita HIV.
Penderita HIV, kata Muhadjir, harus mengkonsumsi obat virus tertentu yang saat pandemi covid-19 juga digunakan untuk terapi penderita covid-19.
"Tetapi gara-gara covid melanda kemarin, obat-obat itu juga digunakan untuk difokuskan menangani mereka yang menderita covid. Akibatnya yang menderita HIV juga terlantar. Angka kematian HIV menjadi sangat tinggi karena kelangkaan obat dan obatnya dipakai untuk covid-19. Jadi ini luar biasa," kata dia.
Muhadjir juga menyoroti pandemi covid-19 ternyata juga menyebabkan angka stunting pada anak naik.
Hal itu di antaranya disebabkan orang menjadi khawatir untuk menimbangkan bayi mereka ke posyandu saat pandemi covid-19.
"Angka stunting naik, gizi buruk naik karena tidak banyak orang berani keluar untuk menimbangkan bayi di posyandu. Jadi dampak kolateralnya luar biasa covid-19 di sektor kesehatan saja," kata Muhadjir.
Ia juga menyoroti bahwa saat pandemi covid-19 melanda pemberitaan hanya didominasi terkait covid-19.
Karena covid-19, kata Muhadjir, sesuatu yang sebenarnya kecil menjadi besar, dan yang besar menjadi kecil.
"Prevalensi kematian TB di Indonesia itu lebih tinggi dibanding covid. Tetapi itu tidak pernah dianggap berarti. Justru angka kematian covid lah yang dieksplorasi besar-besaran. Seolah nyawa penderita TBC itu lebih murah dibanding penderita covid. Dan itu gara-gara covid," kata Muhadjir.