Lestarikan Tradisi Ya Qowiyyu, Airlangga Tinjau Vaksin Berbasis Pesantren di Klaten
Ia mengatakan secara nasional positif rate di Indonesia di bawah lima persen, sebagaimana standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan kasus harian
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto akan mengunjungi kegiatan tersebut, sekaligus melaksanakan salat Jumat di Ponpes Al Manshurin.
Usai kegiatan tersebut, Airlangga Hartarto mengunjungi makam Ki Ageng Gribig, ulama penyebar Islam di Klaten sekaligus penasehat Sultan Agung Mataram.
Airlangga Hartarto akan membagi-bagikan kue apem dalam tradisi Ya Qowiyyu, yang digelar setiap bulan Sapar dalam penanggalan Jawa.
“Ribuan apem yang dibagi, tidak lagi secara langsung sebagaimana masa sebelum pandemi Covid-19. Namun Menko Airlangga membagikannya dengan menggunakan ojek online,” imbuhnya.
Seperti diketahui, Airlangga Hartarto adalah keturunan dari Ki Ageng Gribig.
Ia sejak kecil mengikuti tradisi membagi kue apem. Pada era Mataram, Ki Ageng Gribig kerap bersedekah makanan berupa apem kepada warga Jatinom.
Pada saat Haul Ki Ageng Gribig pada Kamis (23/9/2021) malam, Airlangga menjelaskan leluhurnya itu bernama asli Wasibagno Timur adalah ulama besar yang menyebarkan Islam di Desa Krajan, Jatinom, Klaten, dan sekitarnya. Ia juga dikenal masih keturunan dari Raja Majapahit, Brawijaya V.
Menurut Airlangga, ketokohan Ki Ageng Gribig terkait kesabaran dan kesederhanaannya, bisa menjadi teladan setiap umat muslim di Indonesia.
Di kalangan warga Jatinom, Ki Ageng Gribig terkenal dermawan dan tak pernah pelit dalan membagikan ilmu serta harta yang dimilikinya.
Selama ratusan tahun Ki Ageng Gribig telah mewariskan tradisi yang disebut Saparan (bulan kedua penanggalan Jawa) atau Masyarakat setempat mengenalnya sebagai tradisi Ya Qowiyyu.
Ya Qowiyyu diyakini berasal dari lantunan doa Yaa qowiyyu, yaa aziz qowwamina wal muslimin, yaa qowiyyu warzuqna wal masulimin.
Dakwah dengan membagikan kue apem itu, menjadi tradisi rutin, yang dilaksanakan Ki Ageng Gribig dan kemudian dilanjutkan pula oleh para muridnya serta masyarakat Jatinom sampai sekarang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.