Peneliti Sebut Masyarakat Masih Sedikit Dapatkan Akses Informasi Terkait Covid-19
Penelitian Riset Jhons Hopkins University menyebutkan jika masyarakat Indonesia sebenarnya memiliki sumber informasi yang dipercaya.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Penelitian Riset Jhons Hopkins University menyebutkan jika masyarakat Indonesia sebenarnya memiliki sumber informasi yang dipercaya.
Misalnya dari para pakar hingga Organsiasi Kesehatan Dunia atau WHO.
Namun, penelitian tersebut menilai jika dari sumber informasi tersebut, paparan yang disampaikan terbilang rendah.
Selain itu, masyarakat kini juga sudah mulai menaruh kepercayaan pada pemerintah.
"Petugas kesehatan dipercaya tetapi masih belum banyak akses atau eksposur (paparan) yang menyampaikan kesan dari mereka sebagai sumber informasi," papar perwakilan Communication Science dan Research Jhons Hopkins Yunita Wahyu Nigrum dalam seminar virtual, Rabu (13/10/2021).
Yunita pun mengatakan kurangnya penyampaian yang mendalam terkait informasi Covid-19 bagi jurnalis dan politisi.
Padahal menurut Yanti, eksposure ini berimplikasi, bagaimana masyarakat dapat menerima pesan yang disampaikan.
Baca juga: Prioritas yang Kasusnya Tinggi, Epidemiologi UI: Vaksinasi Covid-19 di Indonesia Memang Tidak Merata
Selain itu, dalam penelitian tersebut ternyata ada beberapa isu yang ingin diketahui orang terkait derngan masa pandemi.
Pertama adalah dampak ekonomi. Masalah ekonomi nampaknya menjadi informasi yang sangat dianggap penting oleh responden. Misalnya seperti dampak ekonomi dan masalah ekonomi.
Selain itu hal yang ingin diketahui selain ekonomi adalah mental health.
Dan yang terakhir informasi yang ingin diketahui selain itu adalah terkait varian Covid-19.
Namun sejauh ini, menurut penelitian ini informasi yang disajikan masih sebatas pandemi.
"Sehingga pesan pada komunikasi yang perlu disampaikan juga memfokuskan pada area yang terkait dalam upaya penanganan pandemi. Tidak hanya aspek Covid-19 tetapi juga pada hal lain. Khususnya pada ekonomi dan juga mental health," pungkas Yanti.