Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Alasan Indonesia Bakal Hadapi Gelombang Ketiga Covid-19

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyakini, gelombang ketiga juga akan menghantam Indonesia.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Alasan Indonesia Bakal Hadapi Gelombang Ketiga Covid-19
Tangkapan layar via zoom
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/2/2021). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyakini, gelombang ketiga juga akan menghantam Indonesia.

Hal itu didasari dari pengalaman negara di Eropa dan Amerika Serikat.

"Kita melihat gelombang ketiga sesuatu yang niscaya pasti terjadi. Kenapa? karena banyak negara mengalami gelombang ketiga, seperti Inggris dan Amerika Serikat dimana mereka memiliki cakupan vaksinasi yang tinggi, juga memiliki tingkat prokes yang sudah baik," ujar Nadia dalam diskusi virtual, Kamis (21/10/2021).

Ia memaparkan, dalam satu tulisan jurnal ilmiah disampaikan bahwa sifat Covid-19 ini akan menimbulkan gelombang gelombang berkali-kali.

"Jadi tidak cukup dengan satu gelombang dan sudah mencapai puncaknya. Kemudian turun, seperti yang saat ini kita alami. Artinya kemudian ada serangan, pandemi ini selesai," ungkap perempuan berhijab ini.

Baca juga: Ancaman Gelombang Ketiga Covid-19, Pimpinan MPR Minta Seluruh Elemen Disiplin

Baca juga: Gelombang Ketiga Covid-19 Diprediksi Desember 2021, Pemerintah Siapkan 6 Strategi Antisipasi

Untuk itu, cakupan vaksinasi secara global terus diperluas dan dipercepat.

Berita Rekomendasi

Selain itu Nadia mengingatkan, adanya pergerakan mobilitas masyarakat berpotensi menimbulkan lonjakan kasus di tengah varian atau mutasi virus.

Ada Maulid nabi yang minggu ini kita bisa lihat ya cukup banyak pergerakan masyarakat, kedua Natal, juga yang terakhir ini tahun baru.

Di mana tahun baru ini adalah biasanya terjadi peningkatan kasus yang cukup besar seperti yang kita alami waktu di akhir 2020," jelas Nadia. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas