Ancaman Varian Baru Covid-19 AY.4.2, Pemerintah Waspadai Pelaku Perjalanan dari Jepang dan Korea
Ancaman varian baru Covid-19 AY.4.2, pemerintah mewaspadai pelaku perjalanan dari Jepang dan Korea.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi turut menanggapi terkait ancaman varian baru Covid-19 AY.4.2.
Menurut Nadia, sampai saat ini varian tersebut belum terdeteksi di Indonesia.
"Sampai sekarang kita belum menemukan varian delta AY.4.2, artinya kita terus memonitor varian delta ini."
"Kalau kita lihat (varian delta) bukan hanya melahirkan varian AY.4.2."
"Di Indonesia ini kita bisa lihat sudah ada 21-22 varian delta, tapi memang kita belum menemukan AY.4.2," ungkap Nadia, dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV, Senin (1/11/2021).
Nadia menuturkan, varian baru AY.4.2 sudah ditemukan di sekitar 42 negara.
Termasuk negara-negara di Asia seperti, Singapura, Jepang, Korea dan Hong Kong.
Untuk itu, Nadia mewaspadai pelaku perjalanan internasional dari Jepang dan Korea.
"Informsinya negara seperti Korea dan Jepang sudah melaporkan varian ini dan tentunya menjadi kewaspadaan kita karena kita banyak pelaku perjalanan luar negeri dari negara-negara ini."
"Memang Singapura belum dibuka, tetapi untuk Jepang, Korea, dan Hong Kong itu pelaku perjalanan ke luar negeri masuk dan keluarnya cukup banyak ke Indonesia," jelas Nadia.
Terakhir, meski belum diketahui karakteristikanya, Nadia meminta agar masyarakat turut serta mewaspadai bahaya dari varian baru AY.4.2 ini.
Sebab, Nadia menyebut, varian tersebut telah mendominasi 90 persen dari lonjakan kasus Covid-19 di Inggris.
"Kita tahu bahwa varian delta AY.4.2 ini menjadi perhatian oleh WHO karena proses peningkatannya yang cukup signifikan."
"Sebab pada peningkatan kasus yang terjadi di Inggris saat ini mendominasi 90 persen dari varian delta disana," jelas Nadia.
Baca juga: Waspada Varian Baru Corona AY.4.2, Varian Turunan Delta yang Menimbulkan Lonjakan Kasus di Inggris
Baca juga: Karateristik Varian Baru Covid-19 AY.4.2 Belum Jelas, Satgas Covid-19 Lakukan 4 Pencegahan Ini
Pemerintah Belum Tahu Karakteristik Varian Covid AY.4.2
Sebelumnya, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan, virus Corona varian AY.4.2 atau kerap disebut varian Delta Plus bukanlah varian baru.
Menurut Wiku, virus tersebut merupakan varian dari mutasi Delta.
"Bagian dari varian Delta yang mengalami perubahan atau mutasi tambahan. Jenis varian AY dari mutasi Delta ini cukup beragam yaitu dari AY 1 hingga AY 28," kata Wiku dalam Konferensi pers virtual, Kamis, (28/10/2021), dilansir Tribunnews.com.
Pemerintah, kata Wiku, belum mengetahui karakteristik khusus dari berbagai varian virus ini.
Hal itu lantaran studi mengenai varian virus tersebut masih berlangsung.
"Kita belum bisa mengetahui apakah berbagai jenis varian delta ini memiliki karakteristik khusus yang dapat mempengaruhi laju penularan, keparahan gejala maupun vaksinasi," katanya.
Wiku membenarkan, varian AY 4.2 disebut telah memicu lonjakan kasus di sejumlah negara Eropa, salah satunya Inggris.
Untuk mengantisipasi varian tersebut masuk ke Indonesia, pemerintah kata Wiku memaksimalkan sejumlah strategi yang sudah berjalan diantaranya yakni karantina perjalanan, 3M, 3T, dan vaksin.
"Agar dapat mencegah masuknya semua jenis varian baru. Sekaligus meminimalisir pembentukkan mutasi baru di dalam negeri," katanya.
Baca juga: Jokowi: Pandemi Covid-19 Bukan Hanya Jadi Ujian, Tetapi Beri Pelajaran Berharga
Baca juga: Kasus Harian Covid-19 Singapura Tembus 5.000 untuk Pertama Kali, Kemenkes akan Lakukan Penyelidikan
Mengenal Varian Covid-19 AY.4.2
Pandemi virus corona (Covid-19) yang telah berlangsung lebih dari setahun hingga kini memang belum berakhir.
Saat ini, muncul varian baru dari mutasi Delta virus dengan nama AY.4 plus S:Y145H baru atau dikenal sebagai AY.4.2 yang secara tiba-tiba menjadi sorotan.
Lalu apa itu AY.4.2?
AY.4.2 adalah nama yang diusulkan untuk subtipe baru Delta yang secara khusus disebut oleh mantan Komisioner Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS Dr. Scott Gottlieb dalam cuitannya di Twitter.
Subtipe baru Delta ini merupakan kombinasi dari AY.4 yang ditambah mutasi lonjakan S:Y145H.
"Saat ini, subtipe baru ini mewakili sekitar 8 hingga 9 persen kasus di Inggris," kata Pagel, dikutip dari Tribunnews.com.
Menurut laporan Badan Keamanan Kesehatan Inggris, frekuensi AY.4.2 pun tengah mengalami peningkatan dan sedang dipantau.
Di mana varian Delta AY.4 dan AY.4.2 ditemukan?
Saat ini AY.4 dan AY.4.2 ditemukan di Inggris dan India, namun tidak jelas apakah AY.4 atau subtipe barunya telah diurutkan oleh CDC.
Karena sistem pelacak varian CDC hanya mencantumkan varian Delta AY.1 dan AY.2, namun tidak secara khusus menyebutkan AY.4 atau AY.4.2.
"AY.4 tidak begitu umum di AS dan AY.4.2 tidak ada sama sekali," tulis Pagel dalam sebuah email.
Bahkan AY.1 dan AY.2 nyaris tidak terdaftar di sistem pelacak CDC AS, meskipun varian Delta asli atau B.1.617.2 menyumbang 99,9 persen dari kasus Covid-19 di AS saat ini.
Baca juga: Update Covid-19 Global Kamis 28 Oktober 2021: Total Kasus 245,9 Juta, Kasus Harian Tambah 151 Ribu
Baca juga: Kemenkes Sebut Pelonggaran Prokes Sebabkan Kasus Covid-19 di Negara-negara Eropa Meningkat
(Tribunnews.com/Maliana/Taufik Ismail/Fitri Wulandari)