AMAN Nilai Sosialisasi Manfaat Vaksin Covid-19 ke Masyarakat Adat Masih Kurang
Kurangnya pemahaman masyarakat terkait manfaat vaksin Covid-19 menjadi hambatan dalam pelaksanaan vaksinasi terhadap masyarakat adat.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kurangnya pemahaman masyarakat terkait manfaat vaksin Covid-19 menjadi hambatan dalam pelaksanaan vaksinasi terhadap masyarakat adat.
Hal itu diungkap Ketua Tanggap Darurat Aliansi Masyarakat Adat Nasional (AMAN) Annas Radin Syarif dalam diskusi virtual bertajuk "Tantangan Vaksinasi Inklusif Bagi Masyarakat Adat dan Kelompok Rentan", pada Rabu (10/11/2021).
"Sebenarnya permasalahannya kurang sosialisasi sehingga masyarakat banyak yang masih ragu-ragu secara kultur. Vaksinasi ini seperti memasukkan hal yang baru atau modern. Jadi agak sedikit bertentangan dengan budaya mereka sehingga ini perlu upaya dulu untuk sosialisasi," ujar Annas.
"Sosialisasi harus ada untuk memastikan masyarakat memahami vaksinasi sehingga mereka antusias vaksinasi," lanjut dia.
Berkaca pada pelaksanaan vaksinasi yang digelar Kementerian Kesehatan untuk suku Badui baru-baru ini, antusias masyarakat baik adat Badui Dalam dan Luar minim.
Baca juga: Pemerintah Ingatkan Tren Kenaikan Kasus di 43 Kabupaten/Kota, Utamakan Prokes dan Segera Vaksinasi
Baca juga: Pemerintah akan Tingkatkan Cakupan Vaksinasi Covid-19 Bagi Anak
"Dari 1.000 dosis yang di ini yang di alokasikan di sana Badui. Badui Dalam sekitar 2 atau 3 orang. Dan Badui luar sekitar 20-an. Kenapa itu terjadi karena pemahamannya belum disampaikan," imbuhnya.
Annas mengungkapkan, selain menggiatkan sosialisasi, pemerintah juga diharapkan dapat mempermudah akses menuju lokasi vaksinasi.
Bahkan jika perlu melakukan vaksin door to door di kawasan yang susah terjangkau. Misalnya di Meratus atau Toraja.
Baca juga: Vaksinasi Anak Usia di Bawah 12 Tahun Butuh 58,7 Juta Dosis Vaksin
"Soal lokasi vaksinasi kalau bisa door to door untuk daerah-daerah yang agak susah. Jangan bayangkan di kampung yang seperti di Jawa ya," ungkap Annas.
Sejauh ini, dari laporan AMAN ada sekitar 20 ribu masyarakat adat di Indonesia menjadi sasaran vaksinasi Covid-19.
Sementara itu, Juru Bicara (Jubir) Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pihaknya terus berupaya mengakses dan mengedukasi masyarakat adat melalui kerjasama dengan klub pencinta alam, di mana tenaga vaksinator tentunya datang setelah koordinasi dengan para pencinta alam ini.
"Jadi inilah salah satu yang kita lakukan. Jadi memang tidak bisa mengatakan bahwa surat suara bisa dikirim tapi kalau vaksin mungkin dikirim bisa sampai di sana harus disimpan, bagaimana mengolah memastikan bahwa itu kualitasnya tetap baik tentunya berbeda dengan surat suara ya jadi ini harus dipikirkan bersama," imbuh dr Nadia.