Antisipasi Varian Omicron, Pemerintah Bakal Ambil Kebijakan Berbasis Data
Saat ini ada 9 negara yang memiliki kasus terkonfirmasi positif varian omicron, dengan total 128 kasus.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa dalam memutuskan setiap kebijakan yang berkaitan dengan penanganan pandemi virus corona (Covid-19), pemerintah selalu berbasis data.
Termasuk dalam menghadapi munculnya varian baru Covid-19 yang kali pertama diidentifikasi di Afrika Selatan dan disebut 'omicron' ini.
"Pemerintah Indonesia selalu mengambil kebijakan yang berbasis data," kata Budi Gunadi, dalam konferensi pers virtual bertajuk 'Respons Pemerintah dalam Menghadapi Varian Omicron', Minggu (28/11/2021) malam.
Baca juga: Studi Masih Berjalan, Menkes Minta Masyarakat Jangan Percaya Hoaks Soal Omicron
Baca juga: 2 Kasus Varian Omicron Terdeteksi di Australia, Pasien Tak Tunjukkan Gejala dan Sudah Vaksin Penuh
Ia kemudian menyampaikan bahwa saat ini ada 9 negara yang memiliki kasus terkonfirmasi positif varian omicron, dengan total 128 kasus.
Negara-negara itu meliputi Afrika Selatan dengan 99 kasus konfirmasi, Botswana 19 kasus, Inggris 2 kasus, Hong Kong 2 kasus, Australia 2 kasus, Italia 1 kasus, Israel 1 kasus, Belgia 1 kasus, dan Ceko 1 kasus.
"Jadi kita lihat kasus konfirmasi positif itu 9 negara, 128 kasus (konfirmasi). Dari 9 negara itu, paling banyak di Afrika Selatan, Botswana, Inggris, Hong Kong, Australia," jelas Budi Gunadi.
Sedangkan 4 negara lainnya yakni Belanda, Jerman, Denmark, dan Austria masih 0 kasus konfirmasi, namun memiliki kasus probable atau kemungkinan.
Untuk kasus probable rinciannya adalah Afrika Selatan 990 kasus, Botswana 9 kasus, Israel 7 kasus, Belanda 61 kasus, Jerman 3 kasus, Denmark 2 kasus, dan Austria 1 kasus.
Baca juga: Hal yang Perlu Diketahui Tentang Varian Omicron, Alasan Ilmuwan Khawatir hingga Respons Masyarakat
Sehingga total negara yang telah mendeteksi kasus omicron ini ada 13 negara yang tersebar di benua Afrika, Eropa, Australia dan Asia.
"Kasus yang probable, masih mungkin, itu ada 4 negara lainnya, jadi total ada 13 negara," papar Budi Gunadi.
Dari total 13 negara itu, 9 diantaranya dipastikan memiliki kasus positif terkonfirmasi varian omicron.
"Sembilan sudah pasti ada, 4 masih kemungkinan ada," tutur Budi Gunadi.
Ia pun menekankan bahwa dalam menghadapi varian baru ini, pemerintah tidak mau terburu-buru dalam mengambil tindakan.
Karena saat ini penelitian pun masih dilakukan para ilmuwan dunia untuk mengetahui lebih banyak informasi terkait varian yang diduga lebih mudah dan cepat menular dibandingkan varian Delta ini.
"Jadi kita tidak perlu terlalu panik, terburu buru dan mengambil kebijakan yang tidak berbasis data," tegas Budi Gunadi.