WHO: Tak Perlu Panik Pada Strain Omicron, Belum Tahu Bisa Kurangi Efektivitas Vaksin Atau Tidak
Perwakilan WHO di Rusia mengatakan pada Sabtu kemarin bahwa tidak ada alasan untuk panik terkait varian baru virus corona (Covid-19) Omicron.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA -Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Rusia, Melita Vujnovic mengatakan pada Sabtu kemarin bahwa tidak ada alasan untuk panik terkait varian baru virus corona (Covid-19) Omicron.
"Tentu saja, Afrika tidak memiliki cukup dosis vaksin, meskipun Republik Afrika Selatan memproduksi vaksin.
Namun sepertinya kita tidak perlu panik, karena kita belum tahu, jika virus ini melewati vaksin, seberapa besar itu akan mengurangi efektivitas vaksin? kita tidak tahu ini, saat ini," kata Vujnovic.
Baca juga: Mengenal Omicron, Varian Baru Covid-19 yang Terdeteksi di Afrika Selatan, Berpotensi Lebih Menular
Baca juga: Jadi Perhatian WHO, Ini 3 Fakta Varian Baru Virus Corona Omicron Asal Afrika Selatan
Namun, Vujnovic berasumsi bahwa varian Omicron kemungkinan lebih menular dibandingkan strain lainnya.
Dikutip dari laman Sputnik News, Minggu (28/11/2021), pada Jumat lalu, WHO mengidentifikasi varian baru Afrika Selatan sebagai salah satu yang menjadi perhatian, karena berpotensi lebih menular dan berbahaya.
Organisasi itu pun menjulukinya sebagai varian Omicron, yang merupakan huruf ke-15 dari alfabet Yunani.
Seperti yang disampaikan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam cuitannya di Twitter pada Sabtu kemarin.
"Varian baru virus corona #Covid19 Omicron ini memiliki sejumlah besar mutasi, beberapa diantaranya mengkhawatirkan. Inilah sebabnya mengapa kami perlu mempercepat upaya kami untuk memberikan #VaccinEquity sesegera mungkin dan melindungi yang paling rentan di manapun," kata Tedros.
Varian Omicron baru dilaporkan membawa sejumlah besar mutasi yakni 32 mutasi.
Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, Angelique Coetzee mengatakan bahwa Omicron menghasilkan penyakit ringan, tanpa sindrom yang menonjol.
Menyusul laporan tentang varian baru ini, Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE), Kanada, Israel, Australia, dan negara-negara lain telah membatasi perjalanan dari beberapa negara Afrika selatan karena risiko kesehatan.
Afrika Selatan telah mengkritik keputusan untuk melarang penerbangan sebagai keputusan yang prematur, dan mengatakan belum ada informasi yang cukup tentang betapa berbahayanya varian itu.
Sementara itu, raksasa farmasi Pfizer dan BioNTech mengeluarkan pernyataan bahwa mereka tidak yakin apakah Omicron dapat lolos dari vaksin mereka, namun berjanji untuk mengembangkan vaksin baru terhadap varian tersebut dalam waktu sekitar 100 hari ke depan.