Muncul Varian Baru Omicron, Perlukah Vaksin Booster Disegerakan
Pemerintah belum akan memberi vaksin booster Covid-19 di tengah kemunculan varian baru Omicron.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemerintah belum akan memberikan vaksin booster Covid-19 di tengah kemunculan varian baru Omicron.
Hal itu disampaikan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi dalam kegiatan virtual KCPEN, Rabu (1/12/2021).
Ia mengatakan, fokus pemerintah kini menyelesaikan target vaksinasi Covid-19 dosis lengkap kepada 208,5 juta sasaran.
"Untuk vaksinasi booster itu sampai saat ini belum diperlukan, yang paling penting adalah seluruh sasaran vaksinasi itu mendapatkan vaksinasi dosis lengkap," ujar Nadia.
Berkaca dari negara-negara yang memiliki cakupan vaksinasi di atas 56 persen, gelombang ketiga bisa terjadi.
Pasalnya, masih menyisakan kelompok sasaran yang belum mendapatkan vaksinasi.
"Itulah yang menjadi celah atau peluang daripada virus tadi menularkan dan berkembang di dalam masyarakat. Maka menjadi penting saat ini kita menyegerakan saudara-saudara kita yang belum mendapatkan vaksinasi. Supaya tidak ada celah lagi untuk virus tadi untuk berkembang dan kemudian malah menyesuaikan diri dan menghasilkan varian baru," jelas Nadia.
Baca juga: Pfizer dan Moderna Kembangkan Vaksin Covid-19 dan Booster untuk Tangani Varian Omicron
Hal senada juga diungkap Dokter Spesialis Penyakit Dalam / Vaksinolog dr. Dirga Sakti.
Menurut Dirga, pemberian vaksinasi booster berdasarkan panduan WHO memerlukan sejumlah pertimbangan
Pertama, cakupan vaksinasi secara nasional.
"Sekarang cakupan kita masih perlu ditingkatkan, itu yang kita kejar. Enggak ada gunanya satu orang disuntik 3 kali 4 kali tapi kemudian masih banyak orang yang belum vaksinasi," kata dia.
Kedua, melihat situasi di lapangan yakni ketersediaan vaksin.
Meski demikian ia menegaskan, prinsip secara medis vaksinasi booster pada kondisi tertentu misalkan pada populasi yang rentan contohnya lansia maupun pada orang dengan kondisi kekebalan rendah, masih terus dipertimbangkan pemerintah dan para ahli.
"Kita sebagai masyarakat kita menunggu saja, kalau sekarang belum di rekomendasikan maka kita pakai masker, kita lebih disiplin lagi," imbuh dokter Dirga.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.