Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Antisipasi Omicron, Saran Ahli Paru: Telusuri Penerbangan Luar Negeri ke Indonesia 2 Pekan Terakhir

Mantan petinggi WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama meminta pemerintah segera melakukan penelusuran penerbangan dari luar negeri ke tanah air.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Antisipasi Omicron, Saran Ahli Paru: Telusuri Penerbangan Luar Negeri ke Indonesia 2 Pekan Terakhir
IST
Untuk mencegah masuknya Covid-19 varian baru Omicron ke Indonesia, penumpang rute internasional baik WNI dan WNA yang mendarat di Cengkareng harus menunjukkan kartu vaksinasi serta hasil tes PCR.Antisipasi Omicron, Saran Ahli Paru: Telusuri Penerbangan Luar Negeri ke Indonesia 2 Pekan Terakhir 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --Mantan petinggi WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama meminta pemerintah segera melakukan penelusuran penerbangan dari luar negeri ke tanah air dalam dua pekan terakhir.

Hal ini berkaca pada laporan beberapa negara yang mendapatkan kasus dari penerbangan sejak minggu-minggu sebelumnya.

"Bisa saja orang asing itu sudah masuk negara kita tanggal 10 November misalnya, atau 15 November dan lain-lain," ungkapnya dalam keterangan kepada wartawan, Jumat (3/12/2021).

Baca juga: Varian Omicron Sudah di Singapura, Polri Perketat Pintu Masuk Darat Hingga Udara di Bali

Baca juga: Kasus Pertama Varian Omicron di Malaysia, Pasien Datang dari Afrika Selatan Transit di Singapura

Mereka sudah selesai dikarantina 3 hari sesuai aturan waktu itu dan kini sudah ada di tengah-tengah masyarakat.

Walaupun sesudah tiga hari karantina lalu PCR mereka negatif tapi karena masa inkubasi Covid-19 dapat sampai lebih dari 2 minggu maka bisa saja didapati PCR yang positif, seperti sudah terjadi di negara-negara lain.

Kalau ternyata memang ada yang PCR positif dan itu akibat varian Omicron maka tentu buruk akibatnya bagi situasi epidemiologi Indonesia.

Prof Tjandra Yoga Aditama, mantan direktur WHO Asia Tenggara.
Prof Tjandra Yoga Aditama, mantan direktur WHO Asia Tenggara. (dok. pribadi)
Berita Rekomendasi

Karena itu, menurut Ahli penyakit paru ini harus ada mitigasi berlapis dimana perlu dilakukan penelusuran kepada pelaku perjalanan datang dalam 2 atau 3 minggu yang lalu.

"Apakah mereka sekarang sehat saja atau barangkali ada yang sakit yang tentu harus diisolasi dan ditangani dengan seksama, termasuk genome sequencingnya," ungkapnya.

Kasus varian Omicron terus menyebar luas. Sampai 2 Desember kemarin, setidaknya 390 kasus confirmed dari 31 negara, diantaranya 4 negara di Asia, Hongkong, Korea Selatan, India dan tetangga terdekat Indonesia yakni Singapura.

Menurut European CDC, kasus Omicron di Belgia, Jerman dan Inggris ternyata tidak memiliki riwayat perjalanan ke Afrika sama sekali maupun riwayat kontak dengan kasus yang melakukan perjalanan.

Pelancong internasional yang mengenakan alat pelindung diri (APD) tiba di Bandara Tullamarine Melbourne pada 29 November 2021 saat Australia mencatat kasus pertama varian Omicron dari Covid-19
Pelancong internasional yang mengenakan alat pelindung diri (APD) tiba di Bandara Tullamarine Melbourne pada 29 November 2021 saat Australia mencatat kasus pertama varian Omicron dari Covid-19 (AFP)

Laporan kemarin dari Australia juga mendapatkan kasus Omicron yang tidak terbang dari daerah Selatan Afrika, tapi memang terbang dari Doha dan tiba di Sydney pada 23 November 2021.

Sementara itu, Korea Disease Control and Prevention Agency (KDCA) melaporkan ada 5 kasus Omicron, 2 diantaranya adalah pasangan yang baru datang dari Nigeria minggu yg lalu dan mereka sudah mendapat vaksinasi lengkap. 3 kasus lainnya adalah anggota keluarga dan teman mereka.

Serta Singapura sudah menyatakan, sejauh ini dinegara mereka belum ada penularan di masyarakat (community transmission).

Sedangkan India sudah memeriksa 8 ribu penumpang pesawat sejak hari Rabu yang lalu.

"Ini yang tentu perlu dianalisa selanjutnya, untuk menjelaskan tentang kasus impor dan penularan di masyarakat (community transmission)," kata dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas