Menkes Ungkap Dua Upaya Pemerintah Indonesia Deteksi Varian Omicron
Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, dalam seminggu terakhir terjadi peningkatan pelaku kejahatan luar negeri
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Wahyu Aji
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, dalam seminggu terakhir terjadi peningkatan pelaku kejahatan luar negeri yang cukup tinggi di seluruh pintu masuk baik darat, laut, maupun udara.
Dari ketiga pintu masuk tersebut berdasarkan hasil pengamatan tes PCR dan data Whole Genom Sequencing, positivity rate terbanyak didapati dari pintu masuk darat dan laut.
"Positivity rate (kasus positif yang dideteksi) jalur laut dan darat lebih tinggi dibandingkan pintu masuk udara," ujar Menkes Budi dalam keterangan pers virtual, Senin (20/12/2021).
Untuk itu, pemerintah melibatkan bantuan TNI, Polri dan Kemendagri untuk memperkuat pintu masuk.
Selain meningkatkan WGS, pemerintah juga sudah menggunakan tes PCR dengan metode SGTF.
Metode ini bisa jauh lebih cepat mendeteksi.
"Kenapa? Karena PCR dengan SGTf berfungsi sebagai marker, tidak 100 persen seperti WGS tapi kemungkinan besar bisa mendeteksi Omicron dalam waktu 4 sampai 6 jam saja. Sedangkan WGS membutuhkan 3 sampai 5 hari," jelas mantan dirut Bank Mandiri ini.
Tiga Kasus Omicron di Indonesia Masuk dari Luar Negeri
Budi menegaskan, sampai saat ini belum ditemukan penularan kasus Covid-19 varian Omicron di komunitas lokal.
Tiga kasus Omicron yang telah terdeteksi di Indonesia merupakan kasus imported case atau kasus yang masuk dari luar negeri.
Baca juga: Terungkap Asal Kasus Pertama Omicron di Indonesia, Diduga dari WNI yang Datang dari Nigeria
"Sudah terbukti semua kasus yag ada di Indonesia adalah imported case Kasus yang masuk dari luar negeri," ujarnya.
Mantan wamen BUMN ini menuturkan, kasus pertama ditelusuri berasal dari WNI (TF) yang datang dari Nigeria pada tanggal 27 November 2021, yang menularkan pada seorang petugas kebersihan di Wisma Atlet Jakarta pada tanggal 8 Desember 2021.
"Ini juga menunjukkan bahwa Alhamdulillah semua kasus terjadi di karantina. Sampai saat ini belum ada yang menyebar keluar," jelas mantan wamen BUMN ini.
Sementara dua kasus lain didapati dari WNI, pelaku perjalanan dari Amerika Serikat dan Inggris.
"Oleh karena itu perlu kita perketat kedatangan luar negeri kita dan karantina kita agar kasus-kasus yang datang dari Nigeria, yang datang dari London, yang datang dari Guyana Amerika ini bisa terus kita jaga," kata dia.