Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pakar Mikrobiologi UGM Sebut Semua Jenis Vaksin Covid-19 Berpotensi Jadi Booster

Sederet kandidat vaksin Covid-19 telah diumumkan, namun vaksin apa yang bisa digunakan sebagai booster?

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Pakar Mikrobiologi UGM Sebut Semua Jenis Vaksin Covid-19 Berpotensi Jadi Booster
TRIBUNNEWS/Jeprima
Tampak pada gambar vaksin Covid-19 Moderna yang akan menjadi dosis ketiga atau vaksin booster dan jarum suntik bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Senin (9/8/2021). Penyuntikan dosis ketiga itu dimaksudkan untuk memberikan proteksi tambahan kepada petugas kesehatan, terutama bagi yang merawat pasien Covid-19.?Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan?booster? vaksin untuk tenaga kesehatan (nakes) ditargetkan selesai pada minggu kedua Agustus 2021 dengan jumlah nakes yang menjadi prioritas penerima vaksin sebanyak 1.468.764 orang. Tribunnews/Jeprima 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemberiaan booster vaksin Covid-19 sedang siapkan. Rencananya Januari 2022, pemerintah akan memulai penyuntikan booster.

Sederet kandidat vaksin Covid-19 telah diumumkan, namun vaksin apa yang bisa digunakan sebagai booster?

Pakar Mikrobiologi Klinik sekaligus Guru Besar FKKMK UGM, Prof. dr. Tri Wibawa, Ph.D., Sp.MK., mengatakan semua vaksin memiliki potensi untuk dipakai sebagai booster vaksin Covid-19, termasuk vaksin Merah Putih.

Baca juga: Efektifkah Vaksin Booster Covid-19 Menangkal Omicron? Begini Penjelasan Pakar Mikribiologi

Baca juga: Moderna: Suntikan Booster Tampaknya Efektif Lawan Varian Covid Omicron

"Semua vaksin berpotensi sebagai booster, tentunya setelah melalui uji klinis khusus untuk membuktikan keamanan dan hasil gunanya sebagai booster," terangnya, Rabu (22/12/2021).

Tri Wibawa mengungkapkan, dalam pengembangan vaksin Covid-19 terdapat sejumlah tantangan.

Seperti pengembangan vaksin tidak dapat dilakukan dengan cepat karena banyaknya proses dan tahapan yang harus dilalui.

Petugas medis saat menunjukkan vaksin Covid-19 Moderna di Puskesmas Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Senin (9/8/2021). Penyuntikan dosis ketiga itu dimaksudkan untuk memberikan proteksi tambahan kepada petugas kesehatan, terutama bagi yang merawat pasien Covid-19.?Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan?booster? vaksin untuk tenaga kesehatan (nakes) ditargetkan selesai pada minggu kedua Agustus 2021 dengan jumlah nakes yang menjadi prioritas penerima vaksin sebanyak 1.468.764 orang. Tribunnews/Jeprima
Petugas medis saat menunjukkan vaksin Covid-19 Moderna di Puskesmas Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Senin (9/8/2021). Penyuntikan dosis ketiga itu dimaksudkan untuk memberikan proteksi tambahan kepada petugas kesehatan, terutama bagi yang merawat pasien Covid-19.?Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan?booster? vaksin untuk tenaga kesehatan (nakes) ditargetkan selesai pada minggu kedua Agustus 2021 dengan jumlah nakes yang menjadi prioritas penerima vaksin sebanyak 1.468.764 orang. Tribunnews/Jeprima (TRIBUNNEWS/Jeprima)
Berita Rekomendasi

Hal tersebut diperlukan untuk membuktikan kandidat vaksin yang dikembangkan aman dan memberikan perlindungan terhadap Covid-19.

Vaksin Merah Putih UGM misalnya, menjadi salah satu pengembangan vaksin Covid-19 di Indonesia.

Baca juga: Vaksin Booster Gratis Mulai Januari 2022, 107 Juta Orang di Indonesia Sudah Vaksin Dosis Lengkap

Baca juga: Trump Dicemooh Usai Ungkap Terima Suntikan Booster Covid-19

"Pengembangan vaksin sangat kompleks, untuk sampai tahap uji klinis masih panjang prosesnya. Saat ini kita sedang persiapkan melakukan uji imunogenitas pada hewan coba, " kata tim pengembang vaksin Merah Putih UGM ini.

Ia menjelaskan, untuk melihat efek imunogenitas vaksin timnya akan menguji kandidat protein ke mencit.

Dalam pengembangan vaksin Merah putih, UGM fokus pada pengembangan vaksin berbasis DNA protein rekombinan dan menggunakan Carbonated Hydroxyapatite (CHA) sebagai adjuvan.

"Yang membedakan pengembangan vaskin UGM ini dengan yang lainnya adalah pada platform teknologinya yakni rekombinan protein," tuturnya.

Setiap platform pengembangan vaksin mempunyai keunggulan dan kelemahan.

Adapun vaksin yang dikembangkan UGM dengan berbasis protein rekombinan lebih menjanjikan untuk mengurangi potensi efek samping.

Tak hanya itu, dengan platform tersebut juga lebih mudah dalam produksi massal.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas